Sabtu, 30 Maret 2013

14 Days, the adventure (Half Blood Camp)


annyeong RIDERS`~~~ 
author abal-abal ini kembali dengan ff abal-abalnya
walaupun ff ini abal-abal author tetap mohon untuk kalian supaya tetap RCL ok
DON'T BE SILENT READERS!!!
oke daripada banya cing-cong mending langsung aja cekidot!!! keekeekekekk

Title :
14 Days, The Adventure

Author :
Evi Ichigo Elf

Genre :
Friendship, Romance, Family,Fantasy. And.. Gaje

Rating :
Aman dikonsumsi

Main Casts :
‘Infinite’ L a.k.a Kim Myungsoo as son of Poseidon
‘Infinite’ Hoya a.k.a Lee Howon as son of Zeus
‘A Pink’ Son Naeun as Athena’s Daughter
‘BEAST ‘ Son Dongwoon as son of Athena
‘A Pink’ Jung Eunji as Aphrodite’s Daughter
‘ EXO-K’ Kai / Kim Jongin as Son of Ares
‘SHINee ‘ Lee Jinki a.k.a Onew as Son of Apollo
“BOYFRIEND ‘No Minwoo as Son of Hermes


Other Casts :
‘ Super Junior ‘ Kim Jongwoon / Yesung as Apollo
‘Super Junior ‘ Choi Siwon as Zeus
‘Super Junior ‘ Park Jungsoo a.k.a Leeteuk as Hermes
‘ Super Junior ‘ Lee Donghae as Poseidon
‘ SNSD ‘ Im YoonA as Aphrodite
‘Super Junior ‘ Cho Kyuhyun as Hades
‘SNSD ‘ Kim Taeyeon as Athena
‘2PM ‘ Ok Taecyeon as Ares
Another cast of Super Junior
Another cast of Infinite
Another cast of APINK
Another cast of SNSD
Another cast of EXO

Type :
Chaptered


Jumat, 29 Maret 2013

My Love, My Friend


Title :
My Love, My Friend 
Author :
Evi aka @evii_topp
Genre :          
Romance, Friendship, Little bit sad, Life story, etc
Rating :
Terserah para pembaca  ^^

Main Casts :
Choi Sulli ‘F(x)’
Lee Minho (bukan lee minho city hunter, tapi lee minho rooftop prince)
Other Casts :
Choi Siwon ‘SUJU’
Tiffany Hwang ‘SNSD’
Amber Liu ‘F(x)’
Kristal Jung ‘F(x)’
No Minwoo ‘Boyfriend’
Luna ‘F(x)’ 
Suzy ‘Miss A’
Type :
ONESHOOT


Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagi kami para siswa cheongdam high school. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari pembagian hasil jerih payah kami selama satu semester ini. huh! Aku mulai deg-degan.  Walaupun bukan aku yang mengambil rapotku, tapi rasanya aku tak siap kena marah akibat nilaiku yang tiba-tiba anjlok. Oh God, aku enggak siap! Aku menggeleng=gelengkan  kepalaku keras-keras.

BIIPPP!  *suara sms ceritanya* aku membuka pesan sinkat yang dikirim Kristal, sahabatku

cukkae ne, km dpt  peringkat 1 lg.’  aku terbelalak kaget membaca pesan singkat darinya.

‘serius?’ balasku

‘ne! dua rius!’ aku langsung loncat-loncat enggak jelas di kasurku

‘ gomawo’

‘gg ad traktiran nih?’

‘siiippp! Ntar di KFC’

‘hahahaha siiippp’  karena saking senengnya aku masih saja melompat-lompat di kasurku, hingga kamarku udh kaya kapal titanic yang belah habis nabrak bongkahan es.

“ckckckckck! Kamar cewe kaya gini ya ternyata! Lebih rapi kamar gue kayaknya!” minho oppa nyelonong masuk.

“oppa! Kalau masuk ketuk pintu dulu. Huh!” pekikku sambil melempar bantal yang aku pegang sedari tadi.

“EEIIITSSS! Enggak kena wee!” minho menjulurkan lidahnya dan membuatku semakin jengkel. Aku membalikan tubuhku, aku duduk di tepi kamar tidurku dan membelakangi minho oppa  yang masih senang untuk mengejekku.

“sulli-ah,”

“apa!”

“tau enggak, kalau orang sering marah-marah nanti cepet tua lho!”

“molla”

“nanti keriput kaya ahjuma ahjuma, ihhh seremmm!”

“molla molla molla” aku kesal sekali sama oppaku yang satu ini.

“ya sudah kalau kamu masih marah, oppa sebenarnya ke sini Cuma mau nraktir kamu. Tapi ya sudahlah kalau kamu enggak mau, oppa pulang.” Apa? Traktir? Lumayan nih.

“oppa!”

“ne.”

“aku udah enggak marak kok!” kataku

“serius?”

“ne, tapi ada syaratnya.”

“apa?”

“hmmm” aku hanya senyum-senyum dan langsung membisikan permintaanku padanya.


******************************************************************************


“nanananananana” aku bernyanyi – nyanyi sambil menari-nari tak jelas di kamarku. Dalam hatiku aku tertawa jahat mengingat perjanjianku dengan minho oppa. Rasain tuh. Hahahaha

“sulli, dipanggil appa tuh, di suruh ke ruang tamu.” Teriak umma dari luar.

“ne umma.” Waduh ada apa nih? Hatiku mulai tak karuan.

“apa-apaan nih? Nilai matematikamu turun?” siwon appa melemparkan rapotku ke meja.

“mianhae appa” ucapku

“kerjaan kamu selama ini apa hah? Kamu pikir appa akan menyerahkan Hyundai dept store untuk orang seperti kamu? Mempertahankan nilaimu saja kamu tak mampu bagaimana mungkin kamu mampu untuk mempertahankan Hyundai, perusahaan yang sudah kakek kamu bangun dengan susah payah?”

“mianhae appa” air mataku kembali menetes. Aku tak menyangka appaku akan semarah ini.

“sulli, kamu tahu kan appa tak punya satu orang putra pun untuk meneruskan usaha appa. Jadi mau tak mau appa akan menyerahkan perusahaan itu padamu! Mulai sekarang kamu oppa larang untuk kelur rumah tanpa seijin appa!”

“tapi appa…”

“tak ada tapi-tapian! Masuk kamar sekarang!” aku berlari menuju kamarku, aku menangis sekencang-kencangnya.

“sulli-ah”

“oemma.” Aku memeluk ummaku dan aku mulai menangis dipangkuannya. Oemma mulai menenangkanku.

“sssttt! Sudahlah, appa hanya sedang tertekan dengan masalah keuangan kantor yang belakangan ini menurun drastis.”

“tapi oemma, haruskah aku yang jadi pelampiasan kemarahan appa? Ini tidak adil oemma.”

“ne, oemma mengerti, tapi oemma juga tidak bisa berbuat apa-apa.” Air mataku masih saja mengalir tanpa bisa ku hentikan.

“hmm, supaya kamu enggak sedih lagi, lebih baik kamu having fun aja sama temen-temen kamu.

“bagaimana mungkin oemma? Oemma tidak dengar apa kata apa tadi” aku enggak habis pikir dengan ide gila oemmaku yang satu ini. jelas-jelas tadi saat appa marah-marah, oemma juga ada di sana, Mustahil sekali kalau oemma tidak mendengar larangan appa.

“apa yang tidak mungkin kalau kamu keluar dengan minho?”

“apa benar akan diijinkan oemma?” tanyaku ragu.

“kenapa tidak? Minho kan sudah kenal kenal keluarga ini sejak ia masih kanak-kanak, lagi pula appa kamu sangat percaya sama minho.” Benar juga yang dikatakan oemma, apa yang tidak mungkin selama ada minho oppa.

“baiklah, aku akan menelpon minho oppa dulu. Oemma, gomawo.” Ucapku sambil memeluk oemaku

“tiffany oemma memang tak ada duanya.” Ucapku lagi, dan oemma  hanya memencet hidungku, aku meringis dan kami berdua pu tertawa.


****************************************************************************


Aku duduk mematung di depan kaca, aku masih ragu dengan rencana oemma. Tapi aku sudah terlanjur janji sama teman-temanku. Apa yang harus aku lakukan? Aku bingung sendiri.

“sulli, minho sudah datang.” Oemma memanggilku dan aku hanya menjawab dengan kata ‘ne’ dan ‘oemma’

Aku berjalan menuju ruang tamu dengan persaan gugup, aku takut appa akan marah lagi kepadaku. Aku langkahkan kakiku perlahan. Ku lihat appa sedang berbincang-bincang dengan minho oppa, hatiku mulai dag dig dug tak karuan.

“kau sudah siap?” tanya minho oppa padaku.

“ne, sudah.” Jawabku. Kulirik appaku, tapi tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, tak ada kata persetujuan maupun kata larangan, hatiku semakin tak karuan dibuatnya.

“jangan pulang kemaleman.” Kata-kata itu akhirnya keluar dari mulut appaku. Oh God thank!

“siipp ahjussi” minho oppa kemudian menggandeng tanganku keluar.


******************************************************************************


Aku senang sekali hari ini, acara makan-makan tadi sangat membuatku nyaman. Aku melirik minho oppa yang tengah asik di bangku kemudi

“oppa, gomapta.” Ucapku.

“ne, apa sih yang enggak oppa lakuin buat dong-saeng  kesayangan oppa?”

“jeongmal gomapta, oppa”

“liburan kali ini kamu mau kemana?” tanya minho oppa.

“hmmm, aku mau reuni bereng temen-temen smp oppa.”

“kapan?”

“molla, tapi mereka bilang bulan ini, kalau oppa sendiri?”

“molla, oppa enggak punya rencana apa pun buat nyambut tahun baru.”

“hmm, gimana kalau oppa ikut aku reunian?”

“enggak salah? Kamu kan reuni pasti juga mau ketemu sama namja chingumu si minwoo itu kan?”

“hehehe iya sih, tapi kan oppa tau sendiri, appa kan melarangku untuk keluar rumah kecuali dengan oppa.”

“baiklah, oppa ikut. Tanyain kapan dan dimana kalian bakal reunian?”

“oke oppa.” Aku mulai mengetik sms untuk amber, sahabatku dulu ketika SMP.

‘reuninya kapan?’ aku mulai mengirim smsku untuknya. Dan beberapa menit kemudian ia membalasnya.

‘km gg tau reuninya hari ini di sungai han?’ balasnya. Aku sungguh tak menyangka akan apa yang ia tulis. Hari ini? kenapa tak ada yang memberi tahu ku?

“oppa, ke sungai han sekarang juga!” perintahku. Mobil pun melaju kea rah sungai han, dalam perjalanan ke sana, hatiku sungguh sangat kecewa akan apa yang terjadi hari ini. apa yang mereka pikirkan tentang tiga tahun teakhir saat kita berada satu kelas dan satu sekolah, bersama dalam suka maupun duka, apa yang mereka pikirkan tentang rasa persahabatan yang kita jalin? Aku sungguh tak habis pikir dengan semua ini.

Mobil pun terhenti tepat di taman dekat sungai han. Aku segera turun dari mobil dan berlari kea rah sungai han. Minho oppa memanggilku dan aku tak memperdulikannya. Yang aku pikirkan saat ini hanya ingin bertemu sahabat-sahabatku dan bertanya apakah mereka sudah melupakanku. Langkahku terhenti ketika melihat sebuah ‘pemandangan’ yang membuat dadaku sesak seketika.

“minwoo?” aku tak percaya akan apa yang telah ia lakukan? Apa ini? ia tega berciuman dengan sahabatku sendiri di depan mataku?”

“sulli?” aku segera berlari meninggalkan mereka. Aku sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi padaku. Aku berlari sekencang-kencangnya, meninggalkan mereka berdua yang berusaha mengejarku. Aku masuk ke dalam mobil, dan menutup pintu sekencang-kencangnya.

“sulli? Kamu kenapa?” minho oppa Nampak panic melihat keadaanku.

“jalan oppa!” bukannya menjawab, aku malah memerintahkan oppaku itu untuk mengemudikan mobilnya. Tanpa banya bicara lagi, minho oppa mulai menjalankan mobilnya. Nampaknya ia tahu bahwa saat ini aku tidak ingin bicara banyak. Minho oppa menghentikan mobilnya tepat di depan rumahku. Aku turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Aku berusaha menghapus air mataku dan bberusaha untuk terlihat ‘tidak terjadi sesuatu’.

“baru pulang?” tegur siwon appa.

“mianhae appa.” Ucapku, sambil sedikit menundukan kepala agar appa tak tau aku menangis.

“minho mana?”

“oppa buru-buru pulang, katanya oemmanya sudah menunggu di rumah.” Dustaku, dan appa hanya menjawab dengan kata ‘oh’. Aku masuk ke kamarku, aku menangis sejadi-jadinya di kamar, aku tak tahu harus berbuat apa? Aku tak menyangka cinta dan sahabatku berkhianat di belakangku. Aku menangis tanpa suara sepanjang malam.


******************************************************************************


Aku terbangun dengan mata yang masih sembab, efek tangisan semalam. Ku lihat handphoneku, 37 telepon tak terjawab, 50 pesan di terima. Aku hanya menggeleg-geleng melihat handphoneku. Ku buka telepon yang tak terjawab, 10 telepon dari minwoo, cecunguk itu masih saja berani menelponku. 10dari luna, dasar muka tebal, berani sekali dia menelponku setelah aku pergoki berselingkuh kemaren. 1 telepon dari amber. Tumben ni anak nelpon, dan 16 sisanya dari……. Minho oppa? Ngapain dia nelpon? Ku buka semua pesan yang ada dihandphoneku, sudah bisa ditebak, siapa lagi yang memenuhi inboxku selain 2 orang sialan itu. hampir 45 dari total 50 sms yang aku terima hari ini dari mereka berdua. Dan isinya sama semua. Aku sempat berpikir apa mereka berdua sempat janjian mengirimiku sms yang sama? Ckckckckck. 2 diantaranya pesan dari amber yang minta maaf karena tak memberi tahuku soal reunian itu dan memintaku untuk tidak memusuhinya. Dan sisanya dari minho oppa yang khawatir dengan keadaanku dan ingin mengajakku keluar hari ini. aku tak yakin aku bisa keluar hari ini. rasanya aku habis mimpi buruk seburuk-buruknya. Aku bangun dari ranjangku mencoba untuk mandi dan mengawali hari ini dengan lebih baik.


******************************************************************************


Jam menunjukan pukul 10 pagi, kini aku sidah berada di taman kota seoul sesuai dengan janjiku pada minho oppa. Aku hanya tak ingin membuatnya kecewa, ia sudah banyak membantuku. Aku pun mencari sosok minho oppa diantara begitu banyak orang di taman ini, maklum inikan hari minggu jadi banyak orang yang datang ke taman ini hanya sekedar untuk jalan-jalan, bermain bersama keluarga, olah raga, maupun pacaran. Suasana taman kota seoul memang sangat menyenangkan untuk hal-hal seperti itu. tak sengaja mataku menangkap dua orang namja dan yeoja yang sedang duduk di rerumputan sambil asik bercanda ria. Aku rasa mereka sedang mengadakan double date. Kalian tau double date bukan? Ketika melihat mereka, pikiranku pun melayang ke masa-masa aku dan minwoo oppa masih bersama dulu. Kami juga sering mengadakan double date dengan sunggyu dan luna. Sungguh sangat ironis ketika aku mengingat masa-masa itu. air mataku mengalir lagi dan lagi

“DOOORRR!” Minho oppa mengagetkanku dari belakang. Aku berusaha mengapus air mataku agar tidak diketahui oleh minho oppa.

“oppa mengagetkan ku saja!” ucapku pura-pura marah.

“habis, apa yang kau lakukan bengong di tempat seperti ini?”

“a,,ani,, aku hanya sedang memikirkan sesuatu” kataku asal, tapi minho oppa tak menjawab ia hanya 
memandangiku dengan tatapan curiga.

“kau menangis?”

“a,,aku? Hahahaha a,, aniyo, mana mungkin aku menangis?” dustaku

“jangan bohong! Lihat matamu sembab begitu?”

“masa? Oh… mungkin efek semalam.”

“oh,, ya sudahlah! Ayo ikut oppa!” minho oppa menarik tanganku.

“mau kemana?”

“ssstttt! Ikut saja!”

Ternyata minho oppa mengajakku ke tempat dimana aku bisa melupakan kesedihanku sejenak. Tempat di mana ada air yang melimpah, kolam renang, dan berbagai macam wahana air. Yaps water boom. Aku sangat menikmati setiap detik yang aku dan minho oppa lalui. Tak terasa 3 jam sudah berlalu sejak aku dan minho oppa datang ke waterboom ini.

“kau senang? Tanya minho oppa padaku. Kini kami sudah berada di kedai es krim

“tentu saja. Gomawo!” ucapku.

“aku senang bila kau senang. Oh ya, liburan kali ini aku berencana pergi ke desa jangho menemui nenekku.” Apa ini? minho oppa berencana meninggalkanku? Aku tak sanggup dengan semua ini.

“kau kenapa?” tanya minho oppa.

“jika minho oppa pergi, lalu aku dengan siapa?” minho oppa tersenyum

“siapa yang akan meninggalkanmu, oppa akan mengajakmu bersama oppa.”

“jinja?”

“ne”

“tapi oppa, appa tak akan mungkin mengijinkanku untuk pergi liburan.”

“siapa bilang appamu tak mengijinkanmu? Oppa sudah menghubungi siwon ahjussi, dan ia bilang ia mengijinkanmu asalkan kamu tak merepotkan oppa dan oppa menjagamu dengan baik.” Jelas minho oppa.

“oppa, gomapta” ucapku sambil memeluk minho oppa dengan erat.


******************************************************************************


“apa barang-barangmu sudah semua?” tanya minho oppa ketika aku masuk ke dalam mobilnya.

“sudah oppa.” Jawabku

“kalau begitu, ayo kita berangkat.” Minho oppa mulai menjalankan mobilnya.
Disepanjang perjalanan kami bernyanyi dengan suara yang amat lucu. Kami tertawa bersama. 4 jam berlalu, kami pun tiba di desa jangho. Benar kata minho oppa, desa ini masih sangat asri, udaranya pun masih sangat segar.

“ta---rraaa! Kita sudah sampai.”

“indah sekali oppa!”

“cucuku~” seorang wanita tua menghampiri kami dan segera memeluk minho oppa dengan begitu kuat. 
Aku rasa beliau adalah nenek dari minho oppa.

“oh ya nek, ini choi sulli, temanku di seoul.” Minho oppa memperkenalkanku pada neneknya.

“annyeong.” Ucapku sambil membungkukan badan,

“temanmu apa pacarmu?” kata nenek lee yang sontak membuatku malu.

“ah nenek! Dia hanya tetanggaku.” Ucap minho oppa yang entah mengapa membuat hatiku sedikit sesak.

“ya sudahlah, mari masuk!” nenek mempersilahkan kami masuk ke rumahnya.

“kalian berapa lama di sini?” tanya nenek kepada kami.

“hmmm,, kira-kira seminggu nek.” Ucap minho oppa.

“kok Cuma seminggu?”

“iya nek. Aku ada jadwal kuliah, jadi aku tak bisa lama-lama disini.”

“oh, ya sudah. Setelah selesai beres-beres, kalian bisa berkeliling desa ini. kalau begitu nenek tinggal dulu.” Nenek pun berlalu dari hadapan kami.

Setelah kami selesai membereskan baju-baju kami. Kami pun menuruti nasehat nenek untuk sekedar berjalan-jalan di sini.

“oppa?” tanyaku pada minho oppa yang sedang asik pada kameranya.

“ne.”

“hmm, apa oppa sudah punya pacar?” minho oppa nampaknya terkejut dengan pertanyaanku.

“kenapa kau bertanya seperti itu?”

“aniyo, aku hanya ingin tau.”

“belum” entah kenapa jawabanya membuat hatiku lega

“hmm, apa oppa sudah mempunyai seorang gadis yang oppa suka?” kali ini minho oppa hanya mengangguk, dan entah mengapa pula tiba-tiba hatiku sakit mendengarnya.

“siapa oppa?”

“nanti juga kau tau.” Ucap minho oppa penuh rahasia.
Dalam sisa perjalanan kami mengelilingi desa ini. aku hanya diam tanpa berkata apa pun pada minho oppa. Aku hanya berjalan mengikuti minho oppa yang asik memotret alam sekitar desa ini. dan entah mengapa pula, aku merasa ada yang menikuti kami dari belakang, entah itu hanya persaanku atau ahhhhh!! Aku tak ingin memikirkannya lagi.
Akhirnya kami tiba disebuah sungai yang alirannya tidak begitu deras. Air sungainya pun masih begitu bening, hingga aku yakin aku bisa meminumnya. Aku segera membasuh muka ku dengan air sungai itu. rasanya begitu dingin dan menyegarkan.

“sulli-ah” panggil minho oppa.

“ne?”

“apa kau tidak keberatan jika oppa meninggalkanmu sebentar? Baterai kamera oppa low, oppa ingin mengambil baterai cadangan di rumah nenek.”

“tidak apa-apa oppa.” Minho oppa segera berlari dan menghilang di ujung jalan itu, aku pun kembali ke aktivitasku yang sempat tertunda yaitu bermain air sungai.

“hei! Apa kau gadis dari kota yang datang bersama minho oppa tadi siang?” sebuah suara mengagetkanku. Aku segera berbalik dan mendapati sesosok yeoja tengah memperhatikanku.

“ne. annyeong, aku choi sulli dari seoul.” Ucapku sambil membungkukan badan berusaha terlihat seramah mungkin.

“cihh! Jangan berlagak sok ramah! Apa hubunganmu dengan minho oppa hah?”

“a,,aku dengan minho oppa? Kami hanya tetangga.”

“jangan bohong! Minho oppa sangat perhatian kepadamu tak mungkin jika kalian hanya bertetangga biasa! Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” kali ini dia tidak hanya berbicara tapi ia juga menjambak rambutku

“aarrrrrggghhhh!” ringisku.

“ayo jawab!” ia semakin memperkuat jambakannya padaku.

“arrrggghhh! Sakit! Lepaskan! Aku tidak menyebunyikan apa pun! Aku dan minhoo oppa hanya berteman tidak lebih!”

“aku tak semudah itu percaya padamu gadis bodoh!” ia melepaskan tanganya dari rambutku dan mendorongku ke sungai

“apa yang kau ingin kan hah?” tanya ku dengan sedikit berteriak.

“apa yang aku inginkan? Jangan pura-pura bodoh! Tentu saja aku ingin minho oppa, siapa lagi?”

“apa?”

“kenapa kau terkejut? Apa kau menyukainya juga hah?” tanya gadis itu sambil berjalan menghampiriku

“apa gunanya jika aku menjawabmu hah? Jika aku mencintainya apa yang akan kau lakukan?” entah mendapatkan kekuatan darimana aku bisa bicara seperti itu. ia menampar pipiku, rasanya perih sekali.

“beraninya kau menyukai apa lagi sampai mencintai minho oppa! Kau tak au minho oppa hanya miliku!” ia kembali mencoba menamparku dan aku berusaha untuk menahannya.

“kau tak akan bisa menyakitiku lagi. Dasar yeoja gila!”

“aku akan membunuhmu!” ia mendorongku hingga aku terjatuh, tapi sayang aku tak bisa bangun lagi, kakiku terkilir,

“hahahah! Kau sudah tidak bisa melawanku lagi yeoja sialan! Sekarang giliranku menghabisimu!” ia tersenyum penuh kemenangan. Ia mengambil sebilah pisau dan mengarahkannya ke wajahku.

“aku rasa aku hanya perlu merobek wajahmu sedikit.” Ia memain-mainkan pisaunya di wajahku

“atau aku harus menghabisimu? Aku rasa aku harus mengahabisimu agar minho oppa jagi miliku selamnya. Ia hendak mengarahkan pisaunya kea rah tubuhku, saat itu aku berpikir aku akan mati.

“hentikan! Apa yang kalu lakukan hah?” minho oppa segera membuang pisau yang di pegang oleh yeoja gila itu.

“suzy! Kau tau apa yang baru saja kau lakukan hah?! Kau hampir saja membunuhnya!” baru kali ini aku melihat minho oppa semarah ini.

“kenapa oppa menghentikanku? Aku hampir saja bisa membunuh yeoja sialan ini?” yeoja gila bernama suzy  itu melirik tajam ke arahku.

“apa kau sudah gila hah? Apa tujuanmu hingga kau berani melakukan semua ini?”

“tujuanku? Aku mencintaimu oppa apa kau tidak sadar hah?! Aku tidak rela kau mencintai orang lain! Aku tidak rela kau bersama orang lain apa lagi dengan yeoja itu!”

“apa kau benar-benar sudah gila? Kita ini saudara! Tidak sepantasnya kau berbicara seperti itu”

“apa salahnya oppa! Lagi pula kita bukan saudara kandungkan? Ayah kita berbeda oppa!”

“terserah! Yang jelas aku tidak bisa mencintaimu sekarang dan untuk selamanya!”

“kenapa oppa? Apa oppa mencitai yeoja sialan ini?”

“iya! Aku mecintainya!” aku yang sedari tadi hanya bisa menonyon perdebatan itu terkejut dengan pernyataan minho oppa. Aku tak menyangka selama ini minho oppa mencintaiku.karena tak menyangka akan pernyataan minho oppa, aku tak sadar kalau yeoja gila itu menghampiriku lagi dan menamparku,

“arrrgggghhhhhhh!” tamparan ini begitu sakit kurasakan, air mataku tak dapat kubendung lagi.

“suzy! Hentikan!” kali ini minho oppa yang menampar si yeoja gila itu.

“oppa? Oppa menamparku?!” suzy nampaknya tak percaya oppa yang selama ini ia cintai berani menamparnya.

“itu untuk menyadarkanmu bahwa kelakuanmu selama ini salah!”

“oppa tega!” suzy berlari entah kemana. Kemudian minho oppa menghampiriku

“sulli, kau tidak apa kan?” aku segera memeluk minho oppa dan menangis dalam pelukannya.

“maafkan oppa, oppa tak bisa menjagamu dengan baik.”

“a..ani oppa. Ini bukan kesalahan oppa.”aku semakin mempererat pelukanku padanya.

“tenanglah! Oppa janji mulai saat ini oppa akan selalu menjagamu! Ayo kita pulang!”

“ne.”

“kau bisa berdiri?” tanya minho oppa. Aku mencoba berdiri tapi kaki ku begitu sakit hingga aku terjatuh, untung saja minho oppa dengan cepat memegangku.

“kau terkilir?”aku hanya mengangguk

“hmm, baiklah kalau begitu oppa akan menggendongmu.” Minho oppa berjongkok membelakangiku. Aku ragu untuk naik ke atas punggungnya.

“ayo! Apa lagi yang kau tunggu?” mau tak mau aku memperanikan diri naik keatas punggungnya.

“ternyata kau berat juga ya?” candanya. Aku pun memukul kepalanya dari belakang.

“appo. Hmm sebaiknya kita kembali ke seoul sekarang, oppa takut suzy akan menyakitimu lagi!”

“ne oppa.” Sepanjang perjalanan oppa menceritakan tentang suzy dan keluarganya. Ternyata appa kandung minho oppa sudah lama meninggal dan oemma minho oppa menikah lagi dengan ayah tirinya hingga melahirkan suzy. Alasan minho oppa pindah ke seoul karena ia tau suzy sudah lama menginginkan dirinya dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Maka itu ia tinggal di desa ini untuk memulihkan keadaan jiwanya. Tapi sampai sekarang ia tetap saja seperti itu, dan malah semakin menjadi-jadi.

Akhirnya kami pun tiba di rumah, minho oppa segera menyuruhku menganti baju dan mengepak barang-barangku, setelah selesai memasukan barang-barang, kami pun berpamitan pada nenek.
setibanya kami di seoul, oppa langsung mengantarku pulang.

“oppa aku turun ya.” Aku segera membuka sabuk pengamanku dan hendak turun, tapi tangan minho oppa mencegahku dan menariku ke dalam pelukannya lalu menciumku. Aku kaget dan tak menyangka minho oppa berani mengambil first kiss ku, ciuman itu hanya berlangsung sesaat tanpa ada balasan dariku. Minho oppa menghentikan ciumannya.

“sarangaheyo” ucapnya yang membuatku tersipi malu

“nado saranghaeyo” balasku, tak mampu ku pungkiri aku pun memiliki persaan yang sama terhadapnya, ya aku mencintainya. Minho oppa tak menyangka akan jawabanu, ia langsung menarikku ke dalam pelukannya dan kembali menciumku. Berbeda dengan ciuman tadi, kali ini aku membalasnya.


******************************************************************************


Hari ini adalah malam tahun baru, aku berencana akan merayakannya bersama minho oppa di sungai han dengan kembang api dan terompet yang sudah aku siapkan. Kami berjanji akn bertemu hari ini pukul 5 sore. Aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 5 lebih 15 menit. Tumben minho oppa terlambat, apa macet ya? Pikirku.


Aku berjalan menyusuri pinggir sungai kota seoul yang sudah ramai di kunjungi orang yang ingin melihat atraksi kembang api untuk menyambut tahun baru. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku

“minwoo oppa? Lepaskan!” aku mencoba melepaskan genggaman tangannya.

“kita harus bicara.”

“tak ada yang perlu kita bicarakan lagi!” ucapku, tapi ia malah menariku ke tempat yang sepi.

“lepaskan!” ia melepaskan tanganku dan sekarang iamalah memegang bahuku.

“apa yang kau lakukan?” aku mulai takut, ia bertindak macam-macam kepadaku

“aku mohon padamu untuk memaafkanku, apa yang kau lihat tidak seperti yang kau pikirkan, aku dan luna hanya,,,,,,,”

“aku sudah memaafkanmu kok”

“serius?” aku hanya menggangguk. Ia memelukku dan aku melepaska pelukannya,

“aku sudah memaafkanmu tapi aku tak bisa mempertahankan hubungan kita”

“apa maksudmu sulli-ah?”

“aku sudah tau semuanya, aku sudah tau kalau selama ini kau dan sulli diam-diam pacaran dibelakangku kan? Aku tau semua dari amber. Amber sudah memberitahu semuanya padaku, jadi kau tak usah kaget. Lagi pula sekarang aku sudah bersama dengan minho oppa. Jadi jangan ganggu aku lagi.”

“tapi sulli-ah ini semua…”

“kurasa tak perlu ada penjelasan lagi darimu, ku rasa ini semua sudah cukup. Maaf minho oppa sudah menungguku, aku harus pergi” aku pergi meninggalkan minwoo oppa yang berteriak memanggil namaku. aku tak perduli dan terus melangkah menuju sahabat sekaligus cinta terakhirku yang sudah menantikan kedatanganku.
The End