annyeonng!!! author blog abal-abal ini kembali dengan fanfiction yang sepi peminat. kali ini author akan memposting sebuah cerpen. cerpen ini hanya tugas ujian praktek author jadi mohon dimaklumi karena gak sempet di edit, sekian.......
Title : Don’t Say Good Bye.
Author : Evi T. Yanti (Evii_topp)
Type : Ficlet
Main Cast : Infinite L and APink Naeun
Genre : Romance, hurt, etc.
Klik! Klik! Klik!
Seorang
remaja laki-laki sedang melakukan aksinya. Ia sedang memata-matai Son Naeun,
seorang gadis yang merupakan teman sekelasnya. Akhir-akhir ini ia sering
melakukan hal itu. Entah apa yang menarik dari gadis itu. Gadis itu tak begitu
cantik, tak pula begitu pintar. Gadis itu pun tak terkenal. jangankan terkenal,
teman saja mungkin ia tak punya. Gadis itu selalu terlihat sendirian.bahkan
selama hampir 3 tahun ia berada di kelas yang sama dengan Naeun, ia tak pernah
menyadari kehadiran Naeun. Ia tak mengetahui kalau ada makhluk bernama Son
Naeun yang sekelas dengannya. Ia tak habis pikir bagaimana bisa seseorang hidup
tanpa seorang teman. Kim Myungsoo, remaja laki-laki yang sedang memata-matai
Son Naeun mungkin telah jatuh cinta pada gadis itu. Sepulang sekolah, ia
terbiasa untuk memandang wajah gadis
itu. Ia selau tersenyum mengingat hal pertama yang membuatnya ingat bahwa ia
sekelas dengan Son Naeun. Saat itu dirinya bersama Naeun disuruh mengantar
tugas-tugas Biologi ke ruang guru. Dalam perjalanan, tak ada suara pun yang
keluar dari bibir masing-masing. Myungsoo berjalan di depan Naeun, ia sengaja
melakukan hal itu karena ia merasa canggung, ia malu karena ia mengira telah
mengenal semua orang di sekolah ini, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengenal
makhluk satu ini?. Setelah sekian lama diam, Myungsoo memberanikan diri menyapa
gadis yang berjalan di belakangnya.
“hai!”
“......”
“loe
Son Naeun kan?”
“.......”
“loe
pemalu ya? Tak apa, gue maklum kok?” myungsoo mulai sedikit kesal, tapi ia
masih menahan emosinya.
“......”
“hya!
loe bisa gak......” mata Myungsoo melotot, karena gadis yang sedari tadi ia
berusaha ajak bicara ternyata sedang tergeletak tak berdaya. Son Naeun pingsan.
Myungsoo segera menolong Naeun, menggendongnya ke ruang UKS.
Myungsoo
mondar-mandir di samping tempat tidur UKS. Ia masih menunggu Naeun sadar. Sejenak
pandangannya bertemu dengan wajah polos Naeun yang sedang terlelap tak sadarkan
diri. Sejenak ia terpana dengan sebuah wajah polos, baru pertama kali ini ia
melihat wajah sepolos itu. Perlahan ia menarik kursi dan mendekatkan dirinya ke
tempat tidur. Tanpa ia sadari tangannya bergerak mengelus rambut gadis itu.
Rasanya ia tak mau meninggalkan gadis itu. Perlahan, mata naeun mulai terbuka,
membuat myungsoo sedikit salah tingkah, ia segera menjauh dari Naeun. Naeun
bangun dari tempat tidur sambil memegang kepalanya.
“Kau
sudah baikan?” tanya Myungsoo.
“terima
kasih.” Jawab Naeun seadanya dengan suara yang lemah.
“kau
kenapa? Belum sarapan?” Myungsoo mencoba lebih akrab
“mungkin.”
“tugasnya
sudah aku antar, kau tak usah khawatir.”
“oh..”
“kalau
begitu, aku balik duluan. Semoga cepat sembuh” Myungsoo yang sudah tak tahan
segera meninggalkan Naeun sendirian di ruang UKS. Ia tak mengetahui bahwa gadis
yang ia tolong tengah tersenyum ke arahnya. Sejak saat itulah ia mulai
memperhatikan gadis itu. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya.
“hei,
bro!” sapa sebuah suara itu. Myungsoo buru-buru mematikan kameranya.
“loe
ngagetin gue tau! Napain lu ke sini?”
“gue
mau ngasi tau loe aja, gue Kim Jongin bakal ngajak cewe pujaan hati gue Son
Naeun ke Prom Night lusa!” teriak cowo bernama Kim Jongin di kmar Myungsoo,
membuat L melototkan matanya.
“Son
Naeun? Jadi cewe itu adalah Son Naeun?” Kim jongin hanya manggut-manggut.
Myungsoo berusaha menelan ludahnya. Ia ingat teringat akan cerita Jongin,
sahabatnya itu menyukai seorang gadis, dan gadis itu berada di kelas mereka.
Sayangnya ia dan Jongin tidak berada di kelas yang sama. Jongin sering
bercerita kepadanya tentang gadis itu, Jongin sering meminta sarannya untuk
mendekati gadis itu. Awalnya Myungsoo mengira gadis itu adalah Bang Minah, cewe
tercantik di kelasnya. Ia sama sekali tak menyangka gadis itu adalah Son Naeun.
“woy,
loe sakit ya? Bengong aja dari tadi.” Jongin menepuk bahu Myungsoo, menyadarkan
laki-laki itu dari lamunannya.
“ah,,
gak kenapa, gue hanya lagi kecapain doang” sangkal myungsoo.
“trus?
Emang si Naeun itu mau keluar bareng loe?”
“ya
mau lah. Siapa coba yang nolak pergi bareng cowo sekeren gue? Emang kaya loe, yang
belum punya pasangan :P”
“gue
bukanya GAK PUNYA pasangan, gue hanya BELUM nyari doang. Gue gak yakin loe bisa
ngajak si Naeun itu ke Prom Night?”
“ya
bisa lah. Lo ngeraguin kegantengan sohib loe ini? Semua juga udah tau kalo gue
ganteng. Setidaknya kalo dibandingin sama loe, gue lebih ganteng dikit dari
loe”
“he...eh.
bisa gitu ya? Siapa yang bilang tuh?”
“gue...
gak denger loe?” Myungsoo melempar sebuah bantal ke arah Jongin. Jongin yang
tak mau kalah melempar bantal itu ke arah Myungsoo. Akhirnya mereka saling
perang bantal.
Setelah
kepergian Jongin dari kamarnya. Myungsoo kembali merenung. Nampaknya ia tidak
akan pergi ke Prom Night lusa nanti. Myungsoo mengambil kameranya dan mulai
memandangi wajah gadis yang telah menghancurkan hatinya walau gadis itu tak
sengaja melakukannya. Ia mulai menyadari sesuatu dari foto-foto itu. Dari
beberapa foto yang ia ambil terlihat Naeun tengah berusaha menahan sakitnya.
Beberapa diantara foto itu juga Naeun sering menjatuhkan beberapa barang tanpa
ia sadari seolah tangannya sangat rapuh untuk memegang sesuatu. Myungsoo mulai
bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Apa ia mengidap
suatu penyakit, apa penyakitnya parah? Diantara pikirannya yang sedang
berbelit-belit, handphonenya bergetar. Ada SMS dari Jongin
Bro! gue kayaknya gak bisa pergi ke
PM lusa nanti. Gue baru aja kecelakaan dan gue sekarang ada di Seoul Hospital.
Gak usah khawatir, gue baik-baik aja, Cuma kaki gue aja yang patah. Gue mau
minta tolong sama loe, gue udah terlanjur janji sama Naeun, gue mau loe gantiin
gue pergi ke PM bareng Naeun. Sampain maaf gue ke dia. Jaga dia, awas kalo ada
apa-apa sama dia. Loe abis di tangan gue!
Serasa
terguyur air dingin, antara senang dan kasihan. Myungsoo gak tau apa yang ia
rasakan saat ini. Ia senang bisa pergi dengan Naeun. Ia tak sabar menanti hari
itu. Di sisi lain, ia merasa kasihan dan tak enak jika bahagia di atas
penderitaan sahabatnya. Tapi kebahagiaannya jauh lebih besar dari rasa
penyesalannya. ia mulai berkhayal bagaimana ia dan Naeun pergi ke Prom Night
berdua, Bagaimana ia dan Naeun saling bergandengan tangan, bagaimana ia akan
selalu berada di sisi gadis itu. Ia tak sanggup memikirkannya lagi, rasanya ia
bisa menjadi orang gila saking senangnya.
Hari
itu pun tiba, Myungsoo menjemput Naeun ke rumahnya. Myungsoo sudah berada di
depan rumah Naeun. Ia memakai kemeja putih yang dibalut dengan tuxedo hitam,
menjadikannya terlihat semakin tampan. Myungsoo menekan bel pintu rumah Naeun
beberapa kali hingga pintu mulai dibuka oleh seseorang. Naeun tengah berdiri di
depan Myungsoo memakai gaun satin putih dengan panjang selutut. Pakaian itu
membuat Naeun sangat cantik dan sangat cocok bersanding dengan Myungsoo.
Sejenak Myungsoo terdiam terpesona melihat sosok Naeun. Ia tak menyangka Son
Naeun yang ia kenal selama ini bisa secantik ini.
“hai”
ucap Naeun membuat Myungsoo tersadar dari lamunannya,
“kau
sudah siap? Ayo kita berangkat.” Myungsoo terlihat sangat canggung ketika
mengucapkan hal itu.
“maaf
myungsoo. Aku sudah janji dengan Jongin pergi ke Prom Night malam ini”
“oh,
kau belum tau kalau jongin kecelakaan?”
“astaga?
Jadi Jongin kecelakaan? Bagaimana keadaannya?”
“dia
baik-baik saja, hanya tulang kakinya saja yang patah. Dia menyuruhku untuk
pergi denganmu ke Prom Night. Ia juga minta maaf padamu ia tak bisa menepati
janjinya.”
“tak
apa, semoga ia cepat sembuh.”
“kalau
begitu, kau mau kan pergi denganku?” tanya Myungsoo yang dijawab dengan sebuah
annggukan oleh Naeun. Myungsoo segera menggandeng tangan Naeun. Jantung
Myunngsoo berdegup kencang, ia segera mengajak Naeun pergi ke Prom Night
Ketika
Myungsoo dan Naeun melangkahkan kaki mereka ke halaman sekolah, tempat Prom
Night diadakan. Semua mata tertuju ke arah mereka. Tiba-tiba sebuah ide
terlintas di kepala Myungsoo. Ia akan menyatakan cintanya pada Naeun malam ini
juga. Ia merasa ini waktu yang tepat. Walau ia belum lama mengenal Naeun, ia
tak bisa memungkiri bahwa hatinya telah sepenuhnya dimiliki oleh Naeun. Prom
Night berjalan dengan lancar. Selama Prom Night tangan Myungsoo dan Naeun saling
bertautan. Myungsoo seolah tak ingin melepaskan tangan Naeun walau hanya
sedetik. Prom Night pun berakhir, semua siswa pun bubar satu persatu menyisakan
mereka berdua. mereka tak menunjukan tanda-tanda akan beranjak pergi. Naeun
berjalan menuju panggung. Ia tak menyangka ia dan Myungsoo dinobatkan menjadi
raja dan ratu Prom Night tahun ini. Naeun ingin meyakinkan dirinya bahwa ia
tidak bermimpi. Myungsoo mengikuti Naeun dari belakang.
“apa
kau bahagia?”
“hem.”
“aku
juga” myungsoo menarik lengan Naeun, membalikan badannya agar mereka saling
berhadapan.
“Son
Naeun, ada yang ingin aku katakan.”
“ya.”
“aku......
aku.... dari dulu..... kau ingat tidak.....” myungsoo mulai nervous mendadak,
membuyarkan setiap kata yang ada di kepalanya
“ya?”
“gue
suka loe, gue jatuh cinta sama loe. Plis
jadi pacar gue.”
“hah?!”
“ia,
gue jatuh cinta sama loe, gue mau lo jadi pacar gue..”
“aku
juga suka sama kamu, aku juga jatuh cinta sama kamu, tapi......” Naeun belum
menyelesaikan kalimatnya ketika Myungsoo menariknya kepelukan Myungsoo.
“ssstttt!
jangan katakan tapi, jangan hancurkan kebahagiaanku malam ini. Aku tulus
mencintaimu, aku tak mau kau meninggalkanku, aku mau kau menjadi milikku.”
“tapi...”
“sssttt!
Sudah ku katakan jangan ada kata tapi. Aku tak suka mendengarnya. Apa kau tak
bahagia bila aku mencintaimu? Apa kau menyesal tau hal ini? Apa kau menyesal
bila aku mencintaimu?”
“aku....
bahagia. Sangat bahagia. Aku tak akan menyesal seumur hidupku. Aku sangat
mencintaimu.” Naeun memeluk Myungsoo dengan erat. Sejenak mereka saling
berpelukan, myungsoo merasa ada sesuatu yang janggal. Tubuh Naeun terasa amat
berat di pelukannya.
“Naeun?!”
“.........”
“Naeun?
Apa kau tertidur?”
“.......”
“Naeun,
jangan buat aku panik” Myungsoo mengangkat tubuh Naeun. Dilihatnya wajah Naeun
sudah pucat pasi. Tubuh Naeun pun jatuh, Myungsoo segera mennangkapnya.
“Naeun?!
Apa yang terjadi?” Myungsoo panik, ia menepuk-nepuk pipi Naeun,
menggoyang-goyangkan tubuhnya, tapi tak ada respon. Myungsoo memeriksa napas
dan denyut nadi Naeun. Tapi hasilnya nihil. Myungsoo langsung Histeris tak
menyangka Naeun akan pergi secepat itu. Secarik kertas jatuh dari dalam tas
Naeun. Myungsoo segera mengambil kertas itu dan membacanya.
“apa?
Kanker?! Jadi, jadi..... Naeun?” Myungsoo kembali memeluk gadis itu dan berteriak Histeris
“Naeun,
kenapa aku tak pernah sadar akan hal ini! Kenapa Naeun? Kenapa kau harus pergi
secepat ini? Kenapa Tuhan tak memberikan kesempatan kita untuk bersama.
Kenapa?” Myungsoo menyalahkan dirinya sendiri dan terus berteriak entah sampai
kapan.