Rabu, 02 April 2014

Don’t Say Good Bye



annyeonng!!! author blog abal-abal ini kembali dengan fanfiction yang sepi peminat. kali ini author akan memposting sebuah cerpen. cerpen ini hanya tugas ujian praktek author jadi mohon dimaklumi karena gak sempet di edit, sekian.......

Title                 : Don’t Say Good Bye.
Author             : Evi T. Yanti (Evii_topp)
Type                : Ficlet
Main Cast        : Infinite L and APink Naeun
Genre               : Romance, hurt, etc.

 Klik! Klik! Klik!
Seorang remaja laki-laki sedang melakukan aksinya. Ia sedang memata-matai Son Naeun, seorang gadis yang merupakan teman sekelasnya. Akhir-akhir ini ia sering melakukan hal itu. Entah apa yang menarik dari gadis itu. Gadis itu tak begitu cantik, tak pula begitu pintar. Gadis itu pun tak terkenal. jangankan terkenal, teman saja mungkin ia tak punya. Gadis itu selalu terlihat sendirian.bahkan selama hampir 3 tahun ia berada di kelas yang sama dengan Naeun, ia tak pernah menyadari kehadiran Naeun. Ia tak mengetahui kalau ada makhluk bernama Son Naeun yang sekelas dengannya. Ia tak habis pikir bagaimana bisa seseorang hidup tanpa seorang teman. Kim Myungsoo, remaja laki-laki yang sedang memata-matai Son Naeun mungkin telah jatuh cinta pada gadis itu. Sepulang sekolah, ia terbiasa untuk  memandang wajah gadis itu. Ia selau tersenyum mengingat hal pertama yang membuatnya ingat bahwa ia sekelas dengan Son Naeun. Saat itu dirinya bersama Naeun disuruh mengantar tugas-tugas Biologi ke ruang guru. Dalam perjalanan, tak ada suara pun yang keluar dari bibir masing-masing. Myungsoo berjalan di depan Naeun, ia sengaja melakukan hal itu karena ia merasa canggung, ia malu karena ia mengira telah mengenal semua orang di sekolah ini, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengenal makhluk satu ini?. Setelah sekian lama diam, Myungsoo memberanikan diri menyapa gadis yang berjalan di belakangnya.
“hai!”
“......”
“loe Son Naeun kan?”
“.......”
“loe pemalu ya? Tak apa, gue maklum kok?” myungsoo mulai sedikit kesal, tapi ia masih menahan emosinya.
“......”
“hya! loe bisa gak......” mata Myungsoo melotot, karena gadis yang sedari tadi ia berusaha ajak bicara ternyata sedang tergeletak tak berdaya. Son Naeun pingsan. Myungsoo segera menolong Naeun, menggendongnya ke ruang UKS.
Myungsoo mondar-mandir di samping tempat tidur UKS. Ia masih menunggu Naeun sadar. Sejenak pandangannya bertemu dengan wajah polos Naeun yang sedang terlelap tak sadarkan diri. Sejenak ia terpana dengan sebuah wajah polos, baru pertama kali ini ia melihat wajah sepolos itu. Perlahan ia menarik kursi dan mendekatkan dirinya ke tempat tidur. Tanpa ia sadari tangannya bergerak mengelus rambut gadis itu. Rasanya ia tak mau meninggalkan gadis itu. Perlahan, mata naeun mulai terbuka, membuat myungsoo sedikit salah tingkah, ia segera menjauh dari Naeun. Naeun bangun dari tempat tidur sambil memegang kepalanya.
“Kau sudah baikan?” tanya Myungsoo.
“terima kasih.” Jawab Naeun seadanya dengan suara yang lemah.
“kau kenapa? Belum sarapan?” Myungsoo mencoba lebih akrab
“mungkin.”
“tugasnya sudah aku antar, kau tak usah khawatir.”
“oh..”
“kalau begitu, aku balik duluan. Semoga cepat sembuh” Myungsoo yang sudah tak tahan segera meninggalkan Naeun sendirian di ruang UKS. Ia tak mengetahui bahwa gadis yang ia tolong tengah tersenyum ke arahnya. Sejak saat itulah ia mulai memperhatikan gadis itu. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya.
“hei, bro!” sapa sebuah suara itu. Myungsoo  buru-buru mematikan kameranya.
“loe ngagetin gue tau! Napain lu ke sini?”
“gue mau ngasi tau loe aja, gue Kim Jongin bakal ngajak cewe pujaan hati gue Son Naeun ke Prom Night lusa!” teriak cowo bernama Kim Jongin di kmar Myungsoo, membuat L melototkan matanya.
“Son Naeun? Jadi cewe itu adalah Son Naeun?” Kim jongin hanya manggut-manggut. Myungsoo berusaha menelan ludahnya. Ia ingat teringat akan cerita Jongin, sahabatnya itu menyukai seorang gadis, dan gadis itu berada di kelas mereka. Sayangnya ia dan Jongin tidak berada di kelas yang sama. Jongin sering bercerita kepadanya tentang gadis itu, Jongin sering meminta sarannya untuk mendekati gadis itu. Awalnya Myungsoo mengira gadis itu adalah Bang Minah, cewe tercantik di kelasnya. Ia sama sekali tak menyangka gadis itu adalah Son Naeun.
“woy, loe sakit ya? Bengong aja dari tadi.” Jongin menepuk bahu Myungsoo, menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.
“ah,, gak kenapa, gue hanya lagi kecapain doang” sangkal myungsoo.
“trus? Emang si Naeun itu mau keluar bareng loe?”
“ya mau lah. Siapa coba yang nolak pergi bareng cowo sekeren gue? Emang kaya loe, yang belum punya pasangan :P”
“gue bukanya GAK PUNYA pasangan, gue hanya BELUM nyari doang. Gue gak yakin loe bisa ngajak si Naeun itu ke Prom Night?”
“ya bisa lah. Lo ngeraguin kegantengan sohib loe ini? Semua juga udah tau kalo gue ganteng. Setidaknya kalo dibandingin sama loe, gue lebih ganteng dikit dari loe”
“he...eh. bisa gitu ya? Siapa yang bilang tuh?”
“gue... gak denger loe?” Myungsoo melempar sebuah bantal ke arah Jongin. Jongin yang tak mau kalah melempar bantal itu ke arah Myungsoo. Akhirnya mereka saling perang bantal.
Setelah kepergian Jongin dari kamarnya. Myungsoo kembali merenung. Nampaknya ia tidak akan pergi ke Prom Night lusa nanti. Myungsoo mengambil kameranya dan mulai memandangi wajah gadis yang telah menghancurkan hatinya walau gadis itu tak sengaja melakukannya. Ia mulai menyadari sesuatu dari foto-foto itu. Dari beberapa foto yang ia ambil terlihat Naeun tengah berusaha menahan sakitnya. Beberapa diantara foto itu juga Naeun sering menjatuhkan beberapa barang tanpa ia sadari seolah tangannya sangat rapuh untuk memegang sesuatu. Myungsoo mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Apa ia mengidap suatu penyakit, apa penyakitnya parah? Diantara pikirannya yang sedang berbelit-belit, handphonenya bergetar. Ada SMS dari Jongin
Bro! gue kayaknya gak bisa pergi ke PM lusa nanti. Gue baru aja kecelakaan dan gue sekarang ada di Seoul Hospital. Gak usah khawatir, gue baik-baik aja, Cuma kaki gue aja yang patah. Gue mau minta tolong sama loe, gue udah terlanjur janji sama Naeun, gue mau loe gantiin gue pergi ke PM bareng Naeun. Sampain maaf gue ke dia. Jaga dia, awas kalo ada apa-apa sama dia. Loe abis di tangan gue!
Serasa terguyur air dingin, antara senang dan kasihan. Myungsoo gak tau apa yang ia rasakan saat ini. Ia senang bisa pergi dengan Naeun. Ia tak sabar menanti hari itu. Di sisi lain, ia merasa kasihan dan tak enak jika bahagia di atas penderitaan sahabatnya. Tapi kebahagiaannya jauh lebih besar dari rasa penyesalannya. ia mulai berkhayal bagaimana ia dan Naeun pergi ke Prom Night berdua, Bagaimana ia dan Naeun saling bergandengan tangan, bagaimana ia akan selalu berada di sisi gadis itu. Ia tak sanggup memikirkannya lagi, rasanya ia bisa menjadi orang gila saking senangnya.
Hari itu pun tiba, Myungsoo menjemput Naeun ke rumahnya. Myungsoo sudah berada di depan rumah Naeun. Ia memakai kemeja putih yang dibalut dengan tuxedo hitam, menjadikannya terlihat semakin tampan. Myungsoo menekan bel pintu rumah Naeun beberapa kali hingga pintu mulai dibuka oleh seseorang. Naeun tengah berdiri di depan Myungsoo memakai gaun satin putih dengan panjang selutut. Pakaian itu membuat Naeun sangat cantik dan sangat cocok bersanding dengan Myungsoo. Sejenak Myungsoo terdiam terpesona melihat sosok Naeun. Ia tak menyangka Son Naeun yang ia kenal selama ini bisa secantik ini.
“hai” ucap Naeun membuat Myungsoo tersadar dari lamunannya,
“kau sudah siap? Ayo kita berangkat.” Myungsoo terlihat sangat canggung ketika mengucapkan hal itu.
“maaf myungsoo. Aku sudah janji dengan Jongin pergi ke Prom Night malam ini”
“oh, kau belum tau kalau jongin kecelakaan?”
“astaga? Jadi Jongin kecelakaan? Bagaimana keadaannya?”
“dia baik-baik saja, hanya tulang kakinya saja yang patah. Dia menyuruhku untuk pergi denganmu ke Prom Night. Ia juga minta maaf padamu ia tak bisa menepati janjinya.”
“tak apa, semoga ia cepat sembuh.”
“kalau begitu, kau mau kan pergi denganku?” tanya Myungsoo yang dijawab dengan sebuah annggukan oleh Naeun. Myungsoo segera menggandeng tangan Naeun. Jantung Myunngsoo berdegup kencang, ia segera mengajak Naeun pergi ke Prom Night
Ketika Myungsoo dan Naeun melangkahkan kaki mereka ke halaman sekolah, tempat Prom Night diadakan. Semua mata tertuju ke arah mereka. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala Myungsoo. Ia akan menyatakan cintanya pada Naeun malam ini juga. Ia merasa ini waktu yang tepat. Walau ia belum lama mengenal Naeun, ia tak bisa memungkiri bahwa hatinya telah sepenuhnya dimiliki oleh Naeun. Prom Night berjalan dengan lancar. Selama Prom Night tangan Myungsoo dan Naeun saling bertautan. Myungsoo seolah tak ingin melepaskan tangan Naeun walau hanya sedetik. Prom Night pun berakhir, semua siswa pun bubar satu persatu menyisakan mereka berdua. mereka tak menunjukan tanda-tanda akan beranjak pergi. Naeun berjalan menuju panggung. Ia tak menyangka ia dan Myungsoo dinobatkan menjadi raja dan ratu Prom Night tahun ini. Naeun ingin meyakinkan dirinya bahwa ia tidak bermimpi. Myungsoo mengikuti Naeun dari belakang.
“apa kau bahagia?”
“hem.”
“aku juga” myungsoo menarik lengan Naeun, membalikan badannya agar mereka saling berhadapan.
“Son Naeun, ada yang ingin aku katakan.”
“ya.”
“aku...... aku.... dari dulu..... kau ingat tidak.....” myungsoo mulai nervous mendadak, membuyarkan setiap kata yang ada di kepalanya
“ya?”
“gue suka loe, gue jatuh  cinta sama loe. Plis jadi pacar gue.”
“hah?!”
“ia, gue jatuh cinta sama loe, gue mau lo jadi pacar gue..”
“aku juga suka sama kamu, aku juga jatuh cinta sama kamu, tapi......” Naeun belum menyelesaikan kalimatnya ketika Myungsoo menariknya kepelukan Myungsoo.
“ssstttt! jangan katakan tapi, jangan hancurkan kebahagiaanku malam ini. Aku tulus mencintaimu, aku tak mau kau meninggalkanku, aku mau kau menjadi milikku.”
“tapi...”
“sssttt! Sudah ku katakan jangan ada kata tapi. Aku tak suka mendengarnya. Apa kau tak bahagia bila aku mencintaimu? Apa kau menyesal tau hal ini? Apa kau menyesal bila aku mencintaimu?”
“aku.... bahagia. Sangat bahagia. Aku tak akan menyesal seumur hidupku. Aku sangat mencintaimu.” Naeun memeluk Myungsoo dengan erat. Sejenak mereka saling berpelukan, myungsoo merasa ada sesuatu yang janggal. Tubuh Naeun terasa amat berat di pelukannya.
“Naeun?!”
“.........”
“Naeun? Apa kau tertidur?”
“.......”
“Naeun, jangan buat aku panik” Myungsoo mengangkat tubuh Naeun. Dilihatnya wajah Naeun sudah pucat pasi. Tubuh Naeun pun jatuh, Myungsoo segera mennangkapnya.
“Naeun?! Apa yang terjadi?” Myungsoo panik, ia menepuk-nepuk pipi Naeun, menggoyang-goyangkan tubuhnya, tapi tak ada respon. Myungsoo memeriksa napas dan denyut nadi Naeun. Tapi hasilnya nihil. Myungsoo langsung Histeris tak menyangka Naeun akan pergi secepat itu. Secarik kertas jatuh dari dalam tas Naeun. Myungsoo segera mengambil kertas itu dan membacanya.
“apa? Kanker?! Jadi, jadi..... Naeun?” Myungsoo kembali memeluk gadis itu  dan berteriak Histeris
“Naeun, kenapa aku tak pernah sadar akan hal ini! Kenapa Naeun? Kenapa kau harus pergi secepat ini? Kenapa Tuhan tak memberikan kesempatan kita untuk bersama. Kenapa?” Myungsoo menyalahkan dirinya sendiri dan terus berteriak entah sampai kapan.