Sabtu, 07 September 2013

14 Days, The Adventure (Bad Dreams)


Title :
14 Days, The Adventure (Bad Dreams)
 Author :
Evi Triyanti #authornyaudahgantinama 
Genre :
Friendship, Romance, Family,Fantasy. And.. Gaje
 Rating :
Aman dikonsumsi
 Main Casts :
‘Infinite’ L a.k.a Kim Myungsoo as son of Poseidon
‘Infinite’ Hoya a.k.a Lee Howon as son of Zeus
‘A Pink’ Son Naeun as Athena’s Daughter
‘BEAST ‘ Son Dongwoon as son of Athena
‘A Pink’ Jung Eunji as Aphrodite’s Daughter
‘ EXO-K’ Kai / Kim Jongin as Son of Ares
‘SHINee ‘ Lee Jinki a.k.a Onew as Son of Apollo
“BOYFRIEND ‘No Minwoo as Son of Hermes
‘SHINee ‘ Choi Minho as SECRET

 Other Casts :
‘ Super Junior ‘ Kim Jongwoon / Yesung as Apollo
‘Super Junior ‘ Choi Siwon as Zeus
‘Super Junior ‘ Park Jungsoo a.k.a Leeteuk as Hermes
‘ Super Junior ‘ Lee Donghae as Poseidon
‘ SNSD ‘ Im YoonA as Aphrodite
‘Super Junior ‘ Cho Kyuhyun as Hades
‘SNSD ‘ Kim Taeyeon as Athena
‘2PM ‘ Ok Taecyeon as Ares
Another cast of Super Junior
Another cast of Infinite
Another cast of APINK
Another cast of SNSD
Another cast of EXO
Type :
Chaptered
DESCLIMER :
Certa ini terinspirasi dari PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS : THE LIGHTING THIEF dan CLASH THE TITANS. Jadi apabila ada kesamaan cerita harap pemakluman. Cerita ini juga hasil dari pemikiran author abal-abal ini. like dan comment sangat di perlukan untuk kelangsungan ff ini. don’t be SILENT READER ^^

cerita sebelumnya
setelah melewati berbagai macam halangan dan rintangan. akhirnya mereka sampai di kuil Apollo atau lebih tepatnya kuil Yesung dewa penguasa segala macam sihir atau ilmu hitam dan juga menguasai berbagai jenis alat musik. di kuil itu mereka bertemu dengan empat orang malaikat dari divisi dewi Aphrodite. empat orang dari divisi dewi Aphrodite itu menyebut diri mereka Sub divisi SISTAR. mereka dulunya adalah para lucifer yang sering berbuat onar hingga dikurung oleh Apollo di kuilnya sendiri. tujuan utama empat malaikat itu adalah agar bisa kembali menjadi manusia setelah tugas mereka selesai. untuk itu mereka mohon kepada para demigod yang telah sampai ke kuil milik apollo itu untuk mengijinkan mereka ikut menemani perjalanan yang akan di lalui para demigod. setelah mendapatkan senjata dari kuil mereka para demigod memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari tiga kuil lagi, yaitu kuil dewa Zeus, kuil Poseidon, dan tentunya kuil Medusa. akan tetapi masalah mulai datang ketika dalam peta atau GPS yang diberikan oleh para dewa itu tidak menunjukan kuil milik Zeus maupun Poseidon melainkan kuil milik Medusa. apakah yang terjadi? apakah sebenarnya kuil milik Zeus dan Poseidon itu tidak pernah ada ataukah itu hanya ilusi karena mereka masih berada di lingkungan kuil milik Apollo?
petualangan kembali di mulai
 "candaanmu sama sekali tidak lucu Minho ya"  ujar Myungsoo
"kau ingin bercanda dengan kami hyung?" Kai menimpali
"aku tidak bercanda. peta ini dengan jelas menunjukan keberadaan kuil medusa" kata Minho dengan tegas.
"bagaimana dengan senjata kami hyung? 
"benar, hanya aku dan Hoya yang belum memiliki senjata apa pun."
"aku juga  tidak tau, dan aku sama sekali tidak mengerti"
"aku rasa kalian berdua tidak perlu mencari senjata kalian." kali ini Bora angkat bicara
"apa maksudmu? tanpa senjata apa pun, kami tak akan bisa melawan para makhluk - makhluk aneh yang dikirim oleh Kyuhyun, apalagi kami harus membunuh Medusa. mustahil bagi kami untuk melakukan melakukan hal itu. yang ada hanya kami yanag terbunuh sebelum berperang."
"maaf jika sebelumnya aku tidak sopan. aku melihat sebuah tato berbentuk petir di leher putra dewa Zeus. dan jika keyakinanku benar, kau putra Poseidon pasti memiliki tato berbentuk tongkat bermata tiga di lengan kananmu, benar?" kata Bora sambil mengangkat telunjuknya di depan wajah Myungsoo.
"bagaimana kau tau tentang tanda lahir ini?" tanya Myungsoo sambil melipat lengan bajunya kemudian memperlihatkan tanda lahir itu. Bora hanya tersenyum karena tebakannya tak meleset sedikit pun.
"aku rasa kami tak perlu menjelaskan kenapa hanya kalian putra Zeus dan Poseidon yang memiliki tanda lahir seperti itu dan untuk apa tanda lahir itu"
"maksudmu Bora-ssi tanda lahir itu adalah senjata kami?" tanya Hoya.
"ya begitulah. tanda lahir kalian ini berhubungan dengan kemampuan khusus yang kalian miliki. sama seperti Naeun yang pandai dalam ilmu obat-obatan, Dongwoon yang ahli strategi perang, Kai yang ahli perang dan tangguh, Minwoo dengan teleportasinya, Jinki yang memiliki darah sihir ayahnya. kalian juga memiliki hal yang sama, kemampuan kalian malah jauh lebih hebat dari para demigod lainnya karena kalian adalah putra dari Zeus dan Poseidon, dua dari tiga dewa terkuat di Olimpus. jarang sekali ada anak yang lahir dari ketiga dewa terkuat itu." jelas Dasom
"jadi benar ini adalah senjata kami?" ke empat malaikat itu hanya menganggukan kepala mereka mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Myungsoo.
" lalu bagaimana cara kami menggunakannya?"
"gampang saja, aku yakin kalian tidak akan lama untuk belajar menggunakan senjata yang kalian dapatkan. karena kalian sudah memiliki darah dari dewa-dewa Olimpus. kalian hanya perlu memusatkan pikiran kalian pada senjata kalian, maka masing-masing dari kalian semua para demigod akan menyatu dengan senjata kalian. Khusus untuk kalian putra Zeus dan Poseidon. kalian tidak perlu menyatukan diri kalian dengan senjata kalian karena sejak awal kalian sudah menyatu dengan mereka. untuk kau putra Zeus, kau hanya perlu mengarahkan tanganmu ke langit dan yakinkan dirimu kamu bisa memanggil petir. dan untukmu putra Poseidon, arahkan tanganmu ke arah sumber air dan yakinkan dirimu kamu adalah sebagian dari air itu sendiri, maka kamu akan bisa mengendalikannya." jelas Hyorin sang leader.
"kalian bisa mencoba satu persatu senjata kalian. mulai dari kau putra Zeus" perintah Soyou yang dibalas anggukan oleh Hoya.
kini Hoya mulai mengarahkan tangannya ke langit dan berkonsentrasi, ia mulai meyakinkan dirinya bahwa ia mampu untuk mengendalikan kekuatannya. setelah beberapa saat kilatan petir mulai bermunculan. Hoya pun langsung mengarahkan kilatan petir itu ke arah pohon besar yang berada tepat di belakang Minwoo yang sontak membuat minwoo segera berteleportasi untuk menghindari kilatan petir yang berasal dari Hoya. kilatan petir yang dihasilkan Hoya berhasil membuat pohon yang berdiri tegak itu seketika menjadi abu dan tak tersisa lagi.
"hati-hati Brother, kau hampir saja membuatku menjadi manusia panggang dalam hitungan detik. untung saja aku punya kemampuan berteleportasi, kalau tidak entah apa yang terjadi." Minwoo bergidik ngeri melihat pohon yang tadi dibelakangnya sudah tidak tersisa lagi.
"Mian Minwoo-ya, au tidak sengaja" terlihat rasa penyesalan di raut wajah Hoya.
"kalau begitu, berikutnya kau putra Poseidon, sangat kebetulan di sini ada sungai kecil. kau bisa menggunakannya untuk menguji seberapa hebat kemampuanmu."
"baiklah soyou-ssi" Myungsoo bersiap siap. ia pun mengarahkan tangannya ke arah air yang mengalir di sungai kecil itu. perlahan-lahan air itu berkumpul menjadi satu dan mulai membesar dan membesar. Myungsoo pun mengarahkannya ke atas dan melepaskannya di udara. dan yang terjadi adalah………
BRYUUURRRRR
"hyaaaaaaa!!!! apa yang kau lakukan Myungsoo?!!"
"kau kira kami tanaman yang perlu kau siram segala oeh?" berbagai ocehan pun keluar dari para demigod lain yang terkena siraman air dari Myungsoo.
"hehehehe. mian, aku tidak sengaja" Myungsoo meminta maaf dengan wajah tanpa dosanya. akhirnya satu-persatu menunjukan keahliannya. Kai dengan Pedang apinya, Dongwoon dengan jubahnya, dan yang lainnya juga. hingga akhirnya mereka semua pergi dari tempat itu menggunakan mobil box yang baru saja mereka sewa.
Myungsoo POV
sepanjang perjalanan menuju kuil medusa, aku tertidur dan mimpiku dimulai dari ini. mimpi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
aku melihat hamparan pasir putih yang belum pernah aku lihat sebelumnya. aku tak yakin dimana ini, tapi firasatku mengatakan aku berada di pulau Jeju sekarang. entah apa yang membuat keyakinanku begitu kuat.
aku melihat Minho berlari sendiri. 'kemana yang lainnya?' sebuah pertanyaan yang kini berkelebat di benakku. aku melihat Minho berlari dengan memegang sepatu kulit di tangan kanannya dan tanggan kirinya memegang ekornya. aku tahu persis ketika ia berlari seperti itu berarti ia sedang berusaha kabur dari seseorang. bahkan aku bisa mendengar sesuatu yang keluar dari mulutnya.
"aku harus memberi tahu mereka! aku harus memperingatkan para demigod itu! aku harus bisa!" begitulah kata-kata yang keluar dari mulutnya. dan aku sama sekali tidak mengetahui apa maksud dari semua kata-katanya barusan. apa yang harus diperingatkan?
badai besar bertiup ketika aku hendak menghentikan minho untuk bertanya apa yang telah terjadi. nampaknya ini waktu yang tidak tepat, aku harus mencari perlindungan dari badai besar ini. pikirku. suara raungan yang sangat keras terdengar dari arah Minho. dan aku sangat yakin itu bukan minho karena satyr tidak akan meraung seperti itu. aku melihat sesosok monster yang sedang mengamuk. monster itu merobohkan lampu-lampu di sekitar badan jalan hingga menghasilkan percikan-percikan bunga api. kini aku tau apa yang telah terjadi dan kenapa Minho berlari.
aku lihat Minho berlari memasuki sebuah toko bertuliskan SHINee's Boutique. aku mengikutinya sampai ke butik itu. tapi entah kenapa ia sama sekali tak mengetahui keberadaanku, seolah-olah aku manusia tembus pandang yang sama sekali tak bisa dilihat siapa pun. aku bisa mencium bau khas Satyr pada tubuh Minho karena saat ini semua bulu yang menempel pada tubuhnya basah akibat air hujan. sangat jelas bagi telingaku mendengar deru napasnya yang tidak terkontrol sama sekali. mulutnya terus bergerak tanpa henti untuk berdoa agar monster itu tak mengetahui keberadaannya. entah karena apa monster itu sama sekali tak mengetahui keberadaan Minho. monster itu berlalu begitu saja tanpa memperdulikan keberadaan Minho lagi.
sinar matahari pagi menerpa mataku dan memaksa aku bangun dari mimpi anehku. aku melihat hamparan lautan biru yang luas di sepanjang jalan yang kami lalui.
"kau sudah bangun pangeran beruang?" Canda Naeun ketika melihatku menggeliat meregangka otot-ototku. jujur saja, aku sama sekali tak terbiasa tidur dalam mobil box ini. aku mulai mengerjap-ngerjapkan mataku dan tersenyum kearahnya.
"dan kau nona Son, bisakah kau tidak menggangguku pagi ini?"
"aku tidak bermaksud mengganggu waktu hibernasimu itu pangeran beruang."
"apa yang kau maksud dengan hibernasi oeh? aku hanya tidur tiga jam sejak kita keluar dari kuil ilik apollo itu, kau tau?"
"hahahaha tentu saja Kim Myungsoo. aku hanya bercanda. mau kopi?" ia tertawa lalu menyodorkan segelas kopi yang masih terasa panas kepada ku.
"darimana kau bisa membuat kopi? aku rasa kita tidak berhenti sepanjang perjalanan?"
"tenang saja tuan Kim, kita tak perlu berhenti hanya sekedar untuk membuat air panas, tuh liat! kita sudah mempunya ahlinya dalam hal panas-memanaskan." Naeun mengarahkan tangannya ke arah Hoya. dan aku akhirnya megerti, ternyata Hoya lah sumber panas diantara mereka. hoya menghangatkan air yang ada di panci itu hanya dengan menggenggamnya. tampaknya perjalanan kali ini sangat menyenangkan bagi mereka. aku melihat wajah-wajah tanpa beban diantara mereka, kecuali  Minho.
"ada apa Hyung?" tanyaku
"Myungsoo? kau sudah bangun?" ia nampak kaget melihatku.
"baru saja. kau kenapa hyung? raut wajahmu tak seperti yang lainnya?"
"oh ya? kau seperti peramal saja. aku tak apa-apa kok." ujarnya sambil tertawa. tapi aku masih merasa janggal. Minho hyung tak seperti biasanya. aku tau ia tertawa karena ingin menutupi sesuatu.
"oh ya hyung. kemarin aku bermimpi aneh." ujarku.
"mimpi aneh?" ia membeo mengikutiku.
"iya. aku bermimpi tentangmu hyung." Minho memalingkan wajahnya menghadapku. aku pun langsung saja menceritakan apa yang terjadi dalam mimpiku. tentang monster itu, Minho yang berlari, tentang Jeju. tak ada yang aku lewatkan sekalipun.raut wajah Minho berubah ketika aku menyelesaikan ceritaku.
"jadi kau mimpi itu juga?" pertanyaan Minho berhasil membuat mataku membulat sempurna
"maksud hyung? jadi hyung mimpi hal yang sama dengan yang aku impikan tadi?"
Minho mengangguk dan berkata " aku kira hanya aku yang mimpi hal aneh itu. aku bertanya pada yang lainnya dan atk seorang pun yang mempunyai mimpi yang sama denganku."
"apa hyung sudah tahu makna dari mimpi itu?"
Minho menggeleng. "aku sama sekali tak tau. ketika aku bertanya pada empat malaikat itu, raut wajah mereka berubah. mereka diam dan tak memperdulikan pertanyaanku. itulah yang sedang aku pikirkan saat ini."
"apa hyung tau monster yang berada dalam mimpi kita itu?"
"aku belum pernah melihatnya langsung. selama ini monster itu hanya ada dalam buku-buku yang berada dalam perpustakaan Olimpus. aku pernah diajak kesana oleh Sunggyu Songsaenim. monster itu adalah Kraken."
"Mwo? jadi yang aku lihat dalam mimpiku itu Kraken?" aku tak bisa mempercayai apa yang baru saja keluar dari mulut Minho.
"benar, aku tak yakin kenapa dalam mimpi kita Kyuhyun melepaskan Kraken di pulai Jeju. tepat di depan Kuil Medusa."
"karena Kyuhyun tau kalian ada disana."
"Bora?!"
"Minho-ssi, maaf karena aku tidak menjawab pertanyaanmu tadi. aku tidak bisa menyipulkan apa yang terjadi. selain itu aku sama sekali tidak yakin tentang ramalan yang tiba-tiba muncul di kepalaku."
"Ramalan? ramalan tentang apa?"
"Kyuhyun. ia berencana mengubur kita hidup-hidup di pulau jeju kurang dari dua hari ini. karena pulau induk ini akan dijadikan tempat peperangan dewa Olimpus dengan Kyuhyun."
"bukankah kita masih punya waktu tiga hari lagi untuk menghentikan peperangan sekaligus membunuh kraken?"
"memang. tapi mimpi itu buktinya. kenapa kau hanya melihat Minho sendiri yang berlari, dan kenapa kau tidak melihat teman-temanmu itu karena seekor satyr tidak boleh memasuki kuil tempat Medusa. tidak hanya satyr, tetapi juga perempuan. Minho memutuskan untuk berjaga-jaga di depan Kuil milik Medusa dan tiba-tiba Kraken datang. Minho berusaha menghindar dan menyelamatkan para demigod lain. ia mengalihkan perhatian kraken hingga ia sendiri yang dikejar oleh kraken."
aku melihat Minho menunduk. "kenapa harus dia yang mengalihkan perhatian kraken?"
"karena seelor satyr harus melindungi demigod yang jaga walau nyawa taruhannya." aku ikut menundukan kepala mendengar penjelasan Bora.
"tapi aku masih belum yakin akan kebenaran ramalanku itu. bisa jadi Kyuhyun yang mengirimkan mimpi itu untuk kalian agar kalian bisa masuk kedalam perangkapnya yang lain. atau justru sebaliknya, mimpi itu bisa saja dikirim oleh dewa-dewa Olimpus agar kalian lebih hati-hati." aku dan Minho masih saja diam seribu bahasa. dan nampaknya Bora mengetahui hal itu.
"sudahlah, tak perlu banyak dipirkan. masa depan adalah misteri yang harus kita gali. tak ada yang tau bagaimana masa depan kalian, termasuk aku. aku juga tidak bisa meramalkan secara pasti masa depan yang akan kalian tempuh nantinya walau aku adalah seorang malaikat." Bora benar. tak ada yang tau akan masa depan. walau nanti kami harus berakhir di tangan kraken, itu tidak masalah asalkan kami bisa menghentikan terjadinya perang demi kelangsungan hidup umatt manusia.
Myungsoo POV end
Author VOP
akhirnya para demigod itu sampai di dermaga yang akan menghantarkan mereka ke Pulau Jeju.
"kalian semua siap?" tanya minho.
"tentu saja. aku sama sekali tidak sabar untuk mengakhiri petualangan yang melelahkan ini." jawab Kai dengan penuh semangat.
"aku juga. aku sudah sangat rindu dengan buku-buku milikku yang ada di perkemahan."
"Dongwoon hyung, tidak bisakah kau memikirkan hal lain oeh? selama berkemah kau hanya membaca dan membaca. aku tak pernah melihatmu mencoba untuk berlatih berperang." cibir Kai
"kau sama sekali tidak tau Kai ya. buku-buku milikku itu sudah ku anggap sebagai istriku. karena setiap hari mereka yang selalu menemaniku. berperang sama sekali tak menari bagiku."
"hahaha. nampaknya saudaramu itu sudah tidak waras Naeuni." ujar Minwoo dan Naeun hanya tertawa mendengarnya.
"Hyung, bisakah kau menyanyikan sebuah lagu untuk kami? aku merasa bosan berada di atas lautan ini. setiap aku menengok kiri maupun kanan yang aku lihat cuma air laut saja." pinta Minwoo pada Jinki.
"boleh, kau ingin aku menyanyi lagu apa?" tanya Jinki
"ahhhh….. bagaimana kalau kita nyanyiin lagu Wolf-nya EXO saja?" Kai mulai mengusulkan suatu ide dan langsung disergah oleh Minwoo.
"jangan! aku alergi mendengar lagu itu. setiap aku mendengarkan lagu itu, aku selalu terbayang pada rappernya yan item dekil itu."
"rappernya yang mana?" tanya Kai
"kalau tak salah namanya Kim Jong In. dia itu udah item, dekil pula. mirip banget kayak orang Papua." kata Minwoo yang langsung mendapat pukulan keras dari Kai.
"kau menyindir ku ya? kau mau bilang aku item dekil gitu? mentang-mentang kulitku yang gelap ini." Kai mulai naik Pitam.
"hehehe. bukan begitu Kai ya. kau memang gelap, tapi tentu saja kau lebih tampan dari rapper EXO yang bernama Kim Jong In itu. walau nama kalian sama."
"sudah-sudah, tadi kalian menyuruhku bernyanyi, tapi kalian marah meributkan rappernya EXO."
"Mian Hyung, kami hanya bercanda."
"jadi lagu apa yang harus aku nyanyikan oeh?"
"lebih baik Destiny-nya Infinite hyung. laguya enak banget buat di dengerin." usul Hoya.
"oke, kita nyanyi lagu Destiny saja."
idaero tteonajima nae apeseo majimak ganeun dwitmoseubeul boijineun ma
dasin ni gyeoteseo tteonaji anheulge neol beorigo tteonan nal miwohaedo dwae
chama bolge na apa bolge da neol wihae Oh you
dasin kkwak jabeun son nochiji anheulge neol ulligo tteonan nal miwohaedo dwae
dollyeobolge da apa bolge na For you For you
nal tteona haengbokhal su itdan mal hajima naega jalhalge nochi anheulge ni yeope inneun nal
tteonajima doraseojima idaero bonael su eobseo ireon nal dugo gandago
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
nal dugo doraseojima bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny

dul sai naerimakgil tteoreojil saenggage garo makhin chae

daehwajocha sigan nangbira neoui maeumi nal mireonae jamsiman
naman gonoe soge nama done tto nae baraem ane dama bonae bollaeui jarijapgil

geuge naui pume angil Have met destiny
dasin ireoke neol nochiji anheulge neol apeuge haetdeon nal miwohaedo dwae

dollyeobolge na apa bolge da For you For you
du beon dasin bol su eopdan mal hajima naega jalhalge nochi anheulge ni gyeote inneun nal

tteonajima doraseojima nan neol bonael su eobseo ireon nal dugo oo gandago oo
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
sansanjogak na beorin naega beoryeobeorin gieok chueogeuro namgyeodugineun sirheo mureup kkurko bireo
gireotdeon mannam kkeute jeongsini nagasseonna bwa eotnagatdeon nal jabajwo huhoe soge jamgin naege gihoel jwo

idaero tteonajima nae apeseo majimak ganeun dwitmoseubeul boijineun ma Cause you are my destiny
nal dugo doraseojima bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny
dugo gajima tteonajima
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny

itulah sepenggal lagu infinite yang mereka nyanyikan sebelum akhirnya mereka tiba di dermaga pulau Jeju. sejenak memang tak ada rasa takut ataupun lelah di wajah mereka. mereka nampak tenang menghabiskan sisa petualangan mereka yang entah akan membawa mereka menjadi pahlawan ataukah……..
"baiklah para pahlawan. kita sudah sampai di pulau Jeju. turunkan barang-barang kalian." Minho memberi komando kepada para demigod. semuanya mengemasi baang-barang mereka. tak banyak memang, tapi sangat berat. pedang baja, tameng, baju besi dan sebagainya.
"perlu bantuan nona Athena?" Myungsoo mengulurkan tangannya ketika melihat Naeun yang masih berada di dalam kapal induk. nampaknya Naeun sangat kesulitan membawa barang-barangnya. sedangkan Myungsoo tak membawa banyak barang karena tidak banyak yang ia dapatkan di perkemahan. ia hanya membawa beberapa potong baju saja.
wajah Naeun sedikit memerah, ia menerima uluran tangan Myungsoo dan bersiap-siap menuruni kapal. tapi suatu insiden terjadi, kakinya terpeleset dan ia berhasil mendarat sempurna pada dekapan Myungsoo. sedikit lama memang keduanya dalam posisi seperti itu hingga sebuah suara mengagetkan mereka.
"sampai kapan kalian mau bermesraan seperti itu oeh? apa kalian mau kami tinggal?" seru Minwoo dari kejauhan. Myungsoo dan Naeun melepaskan pelukannya bersamaan. Naeun segera mengambil tasnya dan meninggalkan Myungsoo dengan wajah yang memerah, sedangkan Myungsoo tersenyum sambil berjalan dibelakang Naeun mengikuti gadis itu.
mereka menuju ke bagian belakang pulau Jeju yang sangat jarang dijamah orang. perjalanan mereka tidak terlalu jauh karena letak dermaga sangat dekat dengan bagian belakang pulau. beberapa pasang mata memandang mereka dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. tak jarang yang berbisik satu sama lain ketika melihat mereka berjalan menuju bagian belakang pulau yang mereka anggap misterius dan menyeramkan. "mau apa mereka kesana?" atau "apa mereka tidak tau jalan?" bahkan "mereka mau bunuh diri." serangkaian kata-kata itulah yang mereka dengar dari para penduduk yang memandangi mereka.
"hyung, kenapa mereka menatap kita seperti itu?" tanya Hoya kepada Dongwoon.
"mungkin karena kita tampan." jawab Minwoo.
"bisa tidak kau berhenti untuk bertindak narsis oeh?"
"mianhae hyung. hehehehe" Minwoo hanya terkekeh
"hyung, kau belum menjawab pertanyaanku."
"mianhae Hoya, mungkin karena kita sedang berjalan menuju kuil milik Medusa."
"tapi hyung, Medusa kan hanya ada dalam cerita dan dongeng-dongen Yunani. mana mungkin mereka mempercayai adanya makhluk seperti Medusa di jaman seperti ini, kecuali kita para Demigod?" Dongwoon hanya tersenyum mendengar perkataan polos dari Hoya
"tentu saja mereka tidak percaya tentang Medusa. tapi bertahun-tahun yang lalu tersiar kabar bahwa di belakang pulau ini di tempati oleh makhluk halus yang siap menerkam siapa saja yang berani mengusik wilayahnya. surat kabar nasional pun mulai menyelidiki pulau ini. mereka mengirim para jurnalis mereka untuk meliput wilayah pulau ini. tetapi sayang, ketika mereka sampai di bagian belakang pulau, mereka tak pernah kembali. untuk itu masyarakat disini jarang sekali bahkan tidak pernah ada yang berani mendekati bagian belakang pulau ini. semenjak itu beredar kabar bahwa bagian belakang pulau ini telah menjadi wilayang setan yang bergentayangan yang siap membunuh siapa saja yang mengusiknya." Hoya hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti mendengar penjelasan yang begitu panjang dari Dongwoon.
"Kita sudah sampai teman-teman!" mereka tiba di sebuah goa yang dipenuhi stalagtif dan stalagmit di pinggirnya. beberapa air laut keluar masuk goa yang dari luar terlihat sangat unik itu.
"kalian sudah siap teman-teman?" Kai bertanya meyakinkan dan dibalas anggukan oleh yang lainnya. semuanya bersiap-siap untuk masuk ke dalam goa itu, kecuali Minho dan para gadis.
"hyung, kau tidak ikut masuk?" tanya Minwoo
"larangan bagi satyr masuk kedalam kuil milik medusa." jawab Minho singkat.
"baiklah, kami akan pergi ke dalam." ujar Minwoo.
"tunggu!" sebuah kata yang berhasil membuat para demgod berhenti melangkah.
"kalian harus ingat satu hal. apa pun yang terjadi jangan melihat langsung ke arah Medusa atau kalian akan menjadi patung selamanya." jelas Minho.
"pasti hyung." jawab mereka dengan mantap.
mereka pun berjalan masuk kedalam goa itu. di dinding goa terpasang penerangan berupa obor yang menambah kesan mistis di dalamnya. mereka saling berpegangan, pegangan yang sangat erat entah sampai kapan.
"hati-hatilah! jalannya sedikit licin." dongwoon berbisik mengingatkan. mereka pun berjalan dengan sangat hati-hati. keheningan mewarnai perjalan mereka saat ini. tak ada suara selain gemericik air.
"ssssssss"
"ssssssss"
"Sssssss"
"dia datang!"

mian banget ceritanya gak sesuai plus telat posting. udah pada lupa ya? mian readers, akhir-akhir ini saya sangat sibuk. saya berencana mengakhiri FF gaje ini sesegera mungkin, untuk itu saran kalian sangat dibutuhkan. don’t be silent readers guys. part berikutnya >> the last fight.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar