Title :
14 Days, The Adventure (Bad Dreams)
Author :
Evi Triyanti #authornyaudahgantinama
Genre :
Friendship, Romance, Family,Fantasy. And.. Gaje
Rating :
Aman dikonsumsi
Main Casts :
‘Infinite’ L a.k.a Kim Myungsoo as son of Poseidon
‘Infinite’ Hoya a.k.a Lee Howon as son of Zeus
‘A Pink’ Son Naeun as Athena’s Daughter
‘BEAST ‘ Son Dongwoon as son of Athena
‘A Pink’ Jung Eunji as Aphrodite’s Daughter
‘ EXO-K’ Kai / Kim Jongin as Son of Ares
‘SHINee ‘ Lee Jinki a.k.a Onew as Son of Apollo
“BOYFRIEND ‘No Minwoo as Son of Hermes
‘SHINee ‘ Choi Minho as SECRET
Other Casts :
‘ Super Junior ‘ Kim Jongwoon / Yesung as Apollo
‘Super Junior ‘ Choi Siwon as Zeus
‘Super Junior ‘ Park Jungsoo a.k.a Leeteuk as Hermes
‘ Super Junior ‘ Lee Donghae as Poseidon
‘ SNSD ‘ Im YoonA as Aphrodite
‘Super Junior ‘ Cho Kyuhyun as Hades
‘SNSD ‘ Kim Taeyeon as Athena
‘2PM ‘ Ok Taecyeon as Ares
Another cast of Super Junior
Another cast of Infinite
Another cast of APINK
Another cast of SNSD
Another cast of EXO
Type :
Chaptered
DESCLIMER :
Certa ini terinspirasi dari PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS
: THE LIGHTING THIEF dan CLASH THE TITANS. Jadi apabila ada kesamaan cerita
harap pemakluman. Cerita ini juga hasil dari pemikiran author abal-abal ini.
like dan comment sangat di perlukan untuk kelangsungan ff ini. don’t be SILENT
READER ^^
setelah
melewati berbagai macam halangan dan rintangan. akhirnya mereka sampai di kuil
Apollo atau lebih tepatnya kuil Yesung dewa penguasa segala macam sihir atau
ilmu hitam dan juga menguasai berbagai jenis alat musik. di kuil itu mereka
bertemu dengan empat orang malaikat dari divisi dewi Aphrodite. empat orang
dari divisi dewi Aphrodite itu menyebut diri mereka Sub divisi SISTAR. mereka
dulunya adalah para lucifer yang sering berbuat onar hingga dikurung oleh
Apollo di kuilnya sendiri. tujuan utama empat malaikat itu adalah agar bisa
kembali menjadi manusia setelah tugas mereka selesai. untuk itu mereka mohon
kepada para demigod yang telah sampai ke kuil milik apollo itu untuk mengijinkan
mereka ikut menemani perjalanan yang akan di lalui para demigod. setelah
mendapatkan senjata dari kuil mereka para demigod memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan mencari tiga kuil lagi, yaitu kuil dewa Zeus, kuil Poseidon, dan
tentunya kuil Medusa. akan tetapi masalah mulai datang ketika dalam peta atau
GPS yang diberikan oleh para dewa itu tidak menunjukan kuil milik Zeus maupun
Poseidon melainkan kuil milik Medusa. apakah yang terjadi? apakah sebenarnya
kuil milik Zeus dan Poseidon itu tidak pernah ada ataukah itu hanya ilusi
karena mereka masih berada di lingkungan kuil milik Apollo?
petualangan
kembali di mulai
"candaanmu sama sekali tidak lucu Minho
ya" ujar Myungsoo
"kau
ingin bercanda dengan kami hyung?" Kai menimpali
"aku
tidak bercanda. peta ini dengan jelas menunjukan keberadaan kuil medusa"
kata Minho dengan tegas.
"bagaimana
dengan senjata kami hyung?
"benar,
hanya aku dan Hoya yang belum memiliki senjata apa pun."
"aku
juga tidak tau, dan aku sama sekali
tidak mengerti"
"aku
rasa kalian berdua tidak perlu mencari senjata kalian." kali ini Bora
angkat bicara
"apa
maksudmu? tanpa senjata apa pun, kami tak akan bisa melawan para makhluk - makhluk
aneh yang dikirim oleh Kyuhyun, apalagi kami harus membunuh Medusa. mustahil
bagi kami untuk melakukan melakukan hal itu. yang ada hanya kami yanag terbunuh
sebelum berperang."
"maaf
jika sebelumnya aku tidak sopan. aku melihat sebuah tato berbentuk petir di
leher putra dewa Zeus. dan jika keyakinanku benar, kau putra Poseidon pasti
memiliki tato berbentuk tongkat bermata tiga di lengan kananmu, benar?"
kata Bora sambil mengangkat telunjuknya di depan wajah Myungsoo.
"bagaimana
kau tau tentang tanda lahir ini?" tanya Myungsoo sambil melipat lengan
bajunya kemudian memperlihatkan tanda lahir itu. Bora hanya tersenyum karena
tebakannya tak meleset sedikit pun.
"aku
rasa kami tak perlu menjelaskan kenapa hanya kalian putra Zeus dan Poseidon
yang memiliki tanda lahir seperti itu dan untuk apa tanda lahir itu"
"maksudmu
Bora-ssi tanda lahir itu adalah senjata kami?" tanya Hoya.
"ya
begitulah. tanda lahir kalian ini berhubungan dengan kemampuan khusus yang
kalian miliki. sama seperti Naeun yang pandai dalam ilmu obat-obatan, Dongwoon
yang ahli strategi perang, Kai yang ahli perang dan tangguh, Minwoo dengan
teleportasinya, Jinki yang memiliki darah sihir ayahnya. kalian juga memiliki
hal yang sama, kemampuan kalian malah jauh lebih hebat dari para demigod
lainnya karena kalian adalah putra dari Zeus dan Poseidon, dua dari tiga dewa
terkuat di Olimpus. jarang sekali ada anak yang lahir dari ketiga dewa terkuat
itu." jelas Dasom
"jadi
benar ini adalah senjata kami?" ke empat malaikat itu hanya menganggukan
kepala mereka mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Myungsoo.
"
lalu bagaimana cara kami menggunakannya?"
"gampang
saja, aku yakin kalian tidak akan lama untuk belajar menggunakan senjata yang
kalian dapatkan. karena kalian sudah memiliki darah dari dewa-dewa Olimpus. kalian
hanya perlu memusatkan pikiran kalian pada senjata kalian, maka masing-masing
dari kalian semua para demigod akan menyatu dengan senjata kalian. Khusus untuk
kalian putra Zeus dan Poseidon. kalian tidak perlu menyatukan diri kalian
dengan senjata kalian karena sejak awal kalian sudah menyatu dengan mereka.
untuk kau putra Zeus, kau hanya perlu mengarahkan tanganmu ke langit dan
yakinkan dirimu kamu bisa memanggil petir. dan untukmu putra Poseidon, arahkan
tanganmu ke arah sumber air dan yakinkan dirimu kamu adalah sebagian dari air
itu sendiri, maka kamu akan bisa mengendalikannya." jelas Hyorin sang
leader.
"kalian
bisa mencoba satu persatu senjata kalian. mulai dari kau putra Zeus"
perintah Soyou yang dibalas anggukan oleh Hoya.
kini
Hoya mulai mengarahkan tangannya ke langit dan berkonsentrasi, ia mulai
meyakinkan dirinya bahwa ia mampu untuk mengendalikan kekuatannya. setelah
beberapa saat kilatan petir mulai bermunculan. Hoya pun langsung mengarahkan
kilatan petir itu ke arah pohon besar yang berada tepat di belakang Minwoo yang
sontak membuat minwoo segera berteleportasi untuk menghindari kilatan petir
yang berasal dari Hoya. kilatan petir yang dihasilkan Hoya berhasil membuat
pohon yang berdiri tegak itu seketika menjadi abu dan tak tersisa lagi.
"hati-hati
Brother, kau hampir saja membuatku menjadi manusia panggang dalam hitungan
detik. untung saja aku punya kemampuan berteleportasi, kalau tidak entah apa
yang terjadi." Minwoo bergidik ngeri melihat pohon yang tadi dibelakangnya
sudah tidak tersisa lagi.
"Mian
Minwoo-ya, au tidak sengaja" terlihat rasa penyesalan di raut wajah Hoya.
"kalau
begitu, berikutnya kau putra Poseidon, sangat kebetulan di sini ada sungai
kecil. kau bisa menggunakannya untuk menguji seberapa hebat kemampuanmu."
"baiklah
soyou-ssi" Myungsoo bersiap siap. ia pun mengarahkan tangannya ke arah air
yang mengalir di sungai kecil itu. perlahan-lahan air itu berkumpul menjadi
satu dan mulai membesar dan membesar. Myungsoo pun mengarahkannya ke atas dan
melepaskannya di udara. dan yang terjadi adalah………
BRYUUURRRRR
"hyaaaaaaa!!!!
apa yang kau lakukan Myungsoo?!!"
"kau
kira kami tanaman yang perlu kau siram segala oeh?" berbagai ocehan pun
keluar dari para demigod lain yang terkena siraman air dari Myungsoo.
"hehehehe.
mian, aku tidak sengaja" Myungsoo meminta maaf dengan wajah tanpa dosanya.
akhirnya satu-persatu menunjukan keahliannya. Kai dengan Pedang apinya,
Dongwoon dengan jubahnya, dan yang lainnya juga. hingga akhirnya mereka semua
pergi dari tempat itu menggunakan mobil box yang baru saja mereka sewa.
Myungsoo
POV
sepanjang
perjalanan menuju kuil medusa, aku tertidur dan mimpiku dimulai dari ini. mimpi
yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
aku
melihat hamparan pasir putih yang belum pernah aku lihat sebelumnya. aku tak
yakin dimana ini, tapi firasatku mengatakan aku berada di pulau Jeju sekarang.
entah apa yang membuat keyakinanku begitu kuat.
aku
melihat Minho berlari sendiri. 'kemana yang lainnya?' sebuah pertanyaan yang
kini berkelebat di benakku. aku melihat Minho berlari dengan memegang sepatu
kulit di tangan kanannya dan tanggan kirinya memegang ekornya. aku tahu persis
ketika ia berlari seperti itu berarti ia sedang berusaha kabur dari seseorang.
bahkan aku bisa mendengar sesuatu yang keluar dari mulutnya.
"aku
harus memberi tahu mereka! aku harus memperingatkan para demigod itu! aku harus
bisa!" begitulah kata-kata yang keluar dari mulutnya. dan aku sama sekali
tidak mengetahui apa maksud dari semua kata-katanya barusan. apa yang harus
diperingatkan?
badai
besar bertiup ketika aku hendak menghentikan minho untuk bertanya apa yang
telah terjadi. nampaknya ini waktu yang tidak tepat, aku harus mencari
perlindungan dari badai besar ini. pikirku. suara raungan yang sangat keras
terdengar dari arah Minho. dan aku sangat yakin itu bukan minho karena satyr
tidak akan meraung seperti itu. aku melihat sesosok monster yang sedang
mengamuk. monster itu merobohkan lampu-lampu di sekitar badan jalan hingga
menghasilkan percikan-percikan bunga api. kini aku tau apa yang telah terjadi dan
kenapa Minho berlari.
aku
lihat Minho berlari memasuki sebuah toko bertuliskan SHINee's Boutique. aku
mengikutinya sampai ke butik itu. tapi entah kenapa ia sama sekali tak
mengetahui keberadaanku, seolah-olah aku manusia tembus pandang yang sama
sekali tak bisa dilihat siapa pun. aku bisa mencium bau khas Satyr pada tubuh
Minho karena saat ini semua bulu yang menempel pada tubuhnya basah akibat air
hujan. sangat jelas bagi telingaku mendengar deru napasnya yang tidak
terkontrol sama sekali. mulutnya terus bergerak tanpa henti untuk berdoa agar
monster itu tak mengetahui keberadaannya. entah karena apa monster itu sama
sekali tak mengetahui keberadaan Minho. monster itu berlalu begitu saja tanpa
memperdulikan keberadaan Minho lagi.
sinar
matahari pagi menerpa mataku dan memaksa aku bangun dari mimpi anehku. aku
melihat hamparan lautan biru yang luas di sepanjang jalan yang kami lalui.
"kau
sudah bangun pangeran beruang?" Canda Naeun ketika melihatku menggeliat
meregangka otot-ototku. jujur saja, aku sama sekali tak terbiasa tidur dalam
mobil box ini. aku mulai mengerjap-ngerjapkan mataku dan tersenyum kearahnya.
"dan
kau nona Son, bisakah kau tidak menggangguku pagi ini?"
"aku
tidak bermaksud mengganggu waktu hibernasimu itu pangeran beruang."
"apa
yang kau maksud dengan hibernasi oeh? aku hanya tidur tiga jam sejak kita
keluar dari kuil ilik apollo itu, kau tau?"
"hahahaha
tentu saja Kim Myungsoo. aku hanya bercanda. mau kopi?" ia tertawa lalu
menyodorkan segelas kopi yang masih terasa panas kepada ku.
"darimana
kau bisa membuat kopi? aku rasa kita tidak berhenti sepanjang perjalanan?"
"tenang
saja tuan Kim, kita tak perlu berhenti hanya sekedar untuk membuat air panas,
tuh liat! kita sudah mempunya ahlinya dalam hal panas-memanaskan." Naeun
mengarahkan tangannya ke arah Hoya. dan aku akhirnya megerti, ternyata Hoya lah
sumber panas diantara mereka. hoya menghangatkan air yang ada di panci itu
hanya dengan menggenggamnya. tampaknya perjalanan kali ini sangat menyenangkan
bagi mereka. aku melihat wajah-wajah tanpa beban diantara mereka, kecuali Minho.
"ada
apa Hyung?" tanyaku
"Myungsoo?
kau sudah bangun?" ia nampak kaget melihatku.
"baru
saja. kau kenapa hyung? raut wajahmu tak seperti yang lainnya?"
"oh
ya? kau seperti peramal saja. aku tak apa-apa kok." ujarnya sambil
tertawa. tapi aku masih merasa janggal. Minho hyung tak seperti biasanya. aku
tau ia tertawa karena ingin menutupi sesuatu.
"oh
ya hyung. kemarin aku bermimpi aneh." ujarku.
"mimpi
aneh?" ia membeo mengikutiku.
"iya.
aku bermimpi tentangmu hyung." Minho memalingkan wajahnya menghadapku. aku
pun langsung saja menceritakan apa yang terjadi dalam mimpiku. tentang monster
itu, Minho yang berlari, tentang Jeju. tak ada yang aku lewatkan sekalipun.raut
wajah Minho berubah ketika aku menyelesaikan ceritaku.
"jadi
kau mimpi itu juga?" pertanyaan Minho berhasil membuat mataku membulat
sempurna
"maksud
hyung? jadi hyung mimpi hal yang sama dengan yang aku impikan tadi?"
Minho
mengangguk dan berkata " aku kira hanya aku yang mimpi hal aneh itu. aku
bertanya pada yang lainnya dan atk seorang pun yang mempunyai mimpi yang sama
denganku."
"apa
hyung sudah tahu makna dari mimpi itu?"
Minho
menggeleng. "aku sama sekali tak tau. ketika aku bertanya pada empat
malaikat itu, raut wajah mereka berubah. mereka diam dan tak memperdulikan
pertanyaanku. itulah yang sedang aku pikirkan saat ini."
"apa
hyung tau monster yang berada dalam mimpi kita itu?"
"aku
belum pernah melihatnya langsung. selama ini monster itu hanya ada dalam
buku-buku yang berada dalam perpustakaan Olimpus. aku pernah diajak kesana oleh
Sunggyu Songsaenim. monster itu adalah Kraken."
"Mwo?
jadi yang aku lihat dalam mimpiku itu Kraken?" aku tak bisa mempercayai
apa yang baru saja keluar dari mulut Minho.
"benar,
aku tak yakin kenapa dalam mimpi kita Kyuhyun melepaskan Kraken di pulai Jeju.
tepat di depan Kuil Medusa."
"karena
Kyuhyun tau kalian ada disana."
"Bora?!"
"Minho-ssi,
maaf karena aku tidak menjawab pertanyaanmu tadi. aku tidak bisa menyipulkan
apa yang terjadi. selain itu aku sama sekali tidak yakin tentang ramalan yang
tiba-tiba muncul di kepalaku."
"Ramalan?
ramalan tentang apa?"
"Kyuhyun.
ia berencana mengubur kita hidup-hidup di pulau jeju kurang dari dua hari ini.
karena pulau induk ini akan dijadikan tempat peperangan dewa Olimpus dengan
Kyuhyun."
"bukankah
kita masih punya waktu tiga hari lagi untuk menghentikan peperangan sekaligus
membunuh kraken?"
"memang.
tapi mimpi itu buktinya. kenapa kau hanya melihat Minho sendiri yang berlari,
dan kenapa kau tidak melihat teman-temanmu itu karena seekor satyr tidak boleh
memasuki kuil tempat Medusa. tidak hanya satyr, tetapi juga perempuan. Minho
memutuskan untuk berjaga-jaga di depan Kuil milik Medusa dan tiba-tiba Kraken
datang. Minho berusaha menghindar dan menyelamatkan para demigod lain. ia
mengalihkan perhatian kraken hingga ia sendiri yang dikejar oleh kraken."
aku
melihat Minho menunduk. "kenapa harus dia yang mengalihkan perhatian
kraken?"
"karena
seelor satyr harus melindungi demigod yang jaga walau nyawa taruhannya."
aku ikut menundukan kepala mendengar penjelasan Bora.
"tapi
aku masih belum yakin akan kebenaran ramalanku itu. bisa jadi Kyuhyun yang
mengirimkan mimpi itu untuk kalian agar kalian bisa masuk kedalam perangkapnya
yang lain. atau justru sebaliknya, mimpi itu bisa saja dikirim oleh dewa-dewa
Olimpus agar kalian lebih hati-hati." aku dan Minho masih saja diam seribu
bahasa. dan nampaknya Bora mengetahui hal itu.
"sudahlah,
tak perlu banyak dipirkan. masa depan adalah misteri yang harus kita gali. tak
ada yang tau bagaimana masa depan kalian, termasuk aku. aku juga tidak bisa
meramalkan secara pasti masa depan yang akan kalian tempuh nantinya walau aku
adalah seorang malaikat." Bora benar. tak ada yang tau akan masa depan.
walau nanti kami harus berakhir di tangan kraken, itu tidak masalah asalkan
kami bisa menghentikan terjadinya perang demi kelangsungan hidup umatt manusia.
Myungsoo
POV end
Author
VOP
akhirnya
para demigod itu sampai di dermaga yang akan menghantarkan mereka ke Pulau Jeju.
"kalian
semua siap?" tanya minho.
"tentu
saja. aku sama sekali tidak sabar untuk mengakhiri petualangan yang melelahkan
ini." jawab Kai dengan penuh semangat.
"aku
juga. aku sudah sangat rindu dengan buku-buku milikku yang ada di
perkemahan."
"Dongwoon
hyung, tidak bisakah kau memikirkan hal lain oeh? selama berkemah kau hanya
membaca dan membaca. aku tak pernah melihatmu mencoba untuk berlatih
berperang." cibir Kai
"kau
sama sekali tidak tau Kai ya. buku-buku milikku itu sudah ku anggap sebagai
istriku. karena setiap hari mereka yang selalu menemaniku. berperang sama
sekali tak menari bagiku."
"hahaha.
nampaknya saudaramu itu sudah tidak waras Naeuni." ujar Minwoo dan Naeun
hanya tertawa mendengarnya.
"Hyung,
bisakah kau menyanyikan sebuah lagu untuk kami? aku merasa bosan berada di atas
lautan ini. setiap aku menengok kiri maupun kanan yang aku lihat cuma air laut
saja." pinta Minwoo pada Jinki.
"boleh,
kau ingin aku menyanyi lagu apa?" tanya Jinki
"ahhhh…..
bagaimana kalau kita nyanyiin lagu Wolf-nya EXO saja?" Kai mulai
mengusulkan suatu ide dan langsung disergah oleh Minwoo.
"jangan!
aku alergi mendengar lagu itu. setiap aku mendengarkan lagu itu, aku selalu
terbayang pada rappernya yan item dekil itu."
"rappernya
yang mana?" tanya Kai
"kalau
tak salah namanya Kim Jong In. dia itu udah item, dekil pula. mirip banget
kayak orang Papua." kata Minwoo yang langsung mendapat pukulan keras dari
Kai.
"kau
menyindir ku ya? kau mau bilang aku item dekil gitu? mentang-mentang kulitku
yang gelap ini." Kai mulai naik Pitam.
"hehehe.
bukan begitu Kai ya. kau memang gelap, tapi tentu saja kau lebih tampan dari
rapper EXO yang bernama Kim Jong In itu. walau nama kalian sama."
"sudah-sudah,
tadi kalian menyuruhku bernyanyi, tapi kalian marah meributkan rappernya
EXO."
"Mian
Hyung, kami hanya bercanda."
"jadi
lagu apa yang harus aku nyanyikan oeh?"
"lebih
baik Destiny-nya Infinite hyung. laguya enak banget buat di dengerin."
usul Hoya.
"oke,
kita nyanyi lagu Destiny saja."
idaero
tteonajima nae apeseo majimak ganeun dwitmoseubeul boijineun ma
dasin
ni gyeoteseo tteonaji anheulge neol beorigo tteonan nal miwohaedo dwae
chama bolge na apa bolge da neol wihae Oh you
dasin kkwak jabeun son nochiji anheulge neol ulligo tteonan nal miwohaedo dwae
dollyeobolge da apa bolge na For you For you
nal tteona haengbokhal su itdan mal hajima naega jalhalge nochi anheulge ni yeope inneun nal
chama bolge na apa bolge da neol wihae Oh you
dasin kkwak jabeun son nochiji anheulge neol ulligo tteonan nal miwohaedo dwae
dollyeobolge da apa bolge na For you For you
nal tteona haengbokhal su itdan mal hajima naega jalhalge nochi anheulge ni yeope inneun nal
tteonajima doraseojima
idaero bonael su eobseo ireon nal dugo gandago
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
nal dugo doraseojima bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
nal dugo doraseojima bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny
dul sai naerimakgil tteoreojil saenggage garo makhin chae
daehwajocha sigan nangbira neoui maeumi nal mireonae jamsiman
naman gonoe soge nama done tto nae baraem ane dama bonae bollaeui jarijapgil
geuge naui pume angil Have met destiny
dasin ireoke neol
nochiji anheulge neol apeuge haetdeon nal miwohaedo dwae
dollyeobolge na apa bolge da For you For you
dollyeobolge na apa bolge da For you For you
du beon dasin bol su
eopdan mal hajima naega jalhalge nochi anheulge ni gyeote inneun nal
tteonajima doraseojima nan neol bonael su eobseo ireon nal dugo oo gandago oo
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
sansanjogak na beorin
naega beoryeobeorin gieok chueogeuro namgyeodugineun sirheo mureup kkurko bireo
gireotdeon mannam kkeute jeongsini nagasseonna bwa eotnagatdeon nal jabajwo huhoe soge jamgin naege gihoel jwo
gireotdeon mannam kkeute jeongsini nagasseonna bwa eotnagatdeon nal jabajwo huhoe soge jamgin naege gihoel jwo
idaero tteonajima nae apeseo majimak ganeun dwitmoseubeul boijineun ma Cause you are my destiny
nal dugo doraseojima bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny
dugo gajima tteonajima
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
beoseonal su eobseo Cause you are my destiny
itulah
sepenggal lagu infinite yang mereka nyanyikan sebelum akhirnya mereka tiba di
dermaga pulau Jeju. sejenak memang tak ada rasa takut ataupun lelah di wajah
mereka. mereka nampak tenang menghabiskan sisa petualangan mereka yang entah
akan membawa mereka menjadi pahlawan ataukah……..
"baiklah
para pahlawan. kita sudah sampai di pulau Jeju. turunkan barang-barang
kalian." Minho memberi komando kepada para demigod. semuanya mengemasi
baang-barang mereka. tak banyak memang, tapi sangat berat. pedang baja, tameng,
baju besi dan sebagainya.
"perlu
bantuan nona Athena?" Myungsoo mengulurkan tangannya ketika melihat Naeun
yang masih berada di dalam kapal induk. nampaknya Naeun sangat kesulitan membawa
barang-barangnya. sedangkan Myungsoo tak membawa banyak barang karena tidak
banyak yang ia dapatkan di perkemahan. ia hanya membawa beberapa potong baju
saja.
wajah
Naeun sedikit memerah, ia menerima uluran tangan Myungsoo dan bersiap-siap
menuruni kapal. tapi suatu insiden terjadi, kakinya terpeleset dan ia berhasil
mendarat sempurna pada dekapan Myungsoo. sedikit lama memang keduanya dalam
posisi seperti itu hingga sebuah suara mengagetkan mereka.
"sampai
kapan kalian mau bermesraan seperti itu oeh? apa kalian mau kami tinggal?"
seru Minwoo dari kejauhan. Myungsoo dan Naeun melepaskan pelukannya bersamaan.
Naeun segera mengambil tasnya dan meninggalkan Myungsoo dengan wajah yang
memerah, sedangkan Myungsoo tersenyum sambil berjalan dibelakang Naeun
mengikuti gadis itu.
mereka
menuju ke bagian belakang pulau Jeju yang sangat jarang dijamah orang.
perjalanan mereka tidak terlalu jauh karena letak dermaga sangat dekat dengan
bagian belakang pulau. beberapa pasang mata memandang mereka dengan tatapan yang
sangat sulit diartikan. tak jarang yang berbisik satu sama lain ketika melihat
mereka berjalan menuju bagian belakang pulau yang mereka anggap misterius dan
menyeramkan. "mau apa mereka kesana?" atau "apa mereka tidak tau
jalan?" bahkan "mereka mau bunuh diri." serangkaian kata-kata
itulah yang mereka dengar dari para penduduk yang memandangi mereka.
"hyung,
kenapa mereka menatap kita seperti itu?" tanya Hoya kepada Dongwoon.
"mungkin
karena kita tampan." jawab Minwoo.
"bisa
tidak kau berhenti untuk bertindak narsis oeh?"
"mianhae
hyung. hehehehe" Minwoo hanya terkekeh
"hyung,
kau belum menjawab pertanyaanku."
"mianhae
Hoya, mungkin karena kita sedang berjalan menuju kuil milik Medusa."
"tapi
hyung, Medusa kan hanya ada dalam cerita dan dongeng-dongen Yunani. mana
mungkin mereka mempercayai adanya makhluk seperti Medusa di jaman seperti ini,
kecuali kita para Demigod?" Dongwoon hanya tersenyum mendengar perkataan
polos dari Hoya
"tentu
saja mereka tidak percaya tentang Medusa. tapi bertahun-tahun yang lalu tersiar
kabar bahwa di belakang pulau ini di tempati oleh makhluk halus yang siap
menerkam siapa saja yang berani mengusik wilayahnya. surat kabar nasional pun
mulai menyelidiki pulau ini. mereka mengirim para jurnalis mereka untuk meliput
wilayah pulau ini. tetapi sayang, ketika mereka sampai di bagian belakang
pulau, mereka tak pernah kembali. untuk itu masyarakat disini jarang sekali
bahkan tidak pernah ada yang berani mendekati bagian belakang pulau ini.
semenjak itu beredar kabar bahwa bagian belakang pulau ini telah menjadi
wilayang setan yang bergentayangan yang siap membunuh siapa saja yang
mengusiknya." Hoya hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti mendengar
penjelasan yang begitu panjang dari Dongwoon.
"Kita
sudah sampai teman-teman!" mereka tiba di sebuah goa yang dipenuhi
stalagtif dan stalagmit di pinggirnya. beberapa air laut keluar masuk goa yang
dari luar terlihat sangat unik itu.
"kalian
sudah siap teman-teman?" Kai bertanya meyakinkan dan dibalas anggukan oleh
yang lainnya. semuanya bersiap-siap untuk masuk ke dalam goa itu, kecuali Minho
dan para gadis.
"hyung,
kau tidak ikut masuk?" tanya Minwoo
"larangan
bagi satyr masuk kedalam kuil milik medusa." jawab Minho singkat.
"baiklah,
kami akan pergi ke dalam." ujar Minwoo.
"tunggu!"
sebuah kata yang berhasil membuat para demgod berhenti melangkah.
"kalian
harus ingat satu hal. apa pun yang terjadi jangan melihat langsung ke arah
Medusa atau kalian akan menjadi patung selamanya." jelas Minho.
"pasti
hyung." jawab mereka dengan mantap.
mereka
pun berjalan masuk kedalam goa itu. di dinding goa terpasang penerangan berupa
obor yang menambah kesan mistis di dalamnya. mereka saling berpegangan,
pegangan yang sangat erat entah sampai kapan.
"hati-hatilah!
jalannya sedikit licin." dongwoon berbisik mengingatkan. mereka pun
berjalan dengan sangat hati-hati. keheningan mewarnai perjalan mereka saat ini.
tak ada suara selain gemericik air.
"ssssssss"
"ssssssss"
"Sssssss"
"dia
datang!"
mian
banget ceritanya gak sesuai plus telat posting. udah pada lupa ya? mian
readers, akhir-akhir ini saya sangat sibuk. saya berencana mengakhiri FF gaje
ini sesegera mungkin, untuk itu saran kalian sangat dibutuhkan. don’t be silent
readers guys. part berikutnya >> the last fight.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar